Ana

Jumat, 12 Agustus 2016

Pohon Belimbing Tunjuk di Rumah Leluhur




            Selalu ada pohon belimbing tunjuk di setiap rumah yang kami tempati. Pohon yang buahnya asam ini selalu ada di rumah keluarga kami. Pohon ini juga turut mengisi keseruan masa kecil saya di Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah. Pohon belimbing tunjuk juga ada di depan rumah yang saya tinggali saat ini.


            Saat mengunjungi rumah leluhur saya di Yogyakarta, saya tersenyum sendiri di depan pagarnya. Di depan rumah tua itu berdirilah pohon belimbing tunjuk yang kelihatannya sudah tua. Sangat tua tepatnya. Batangnya mengkerut dan wananya gelap. Berbeda dengan pohon yang ada di depan rumah saya. Saya langsung mengenali pohon itu dari daun dan buahnya.
            Rumah di Yogyakarta itu adalah rumah ayahnya Eyang, namanya Bapak Martowijoyo. Saya tidak pernah mengenalnya secara pribadi. Kami terpisah sejauh 4 generasi, namun darahnya mengalir dalam diri saya. Dari seorang bapak yang tinggal di rumah ini, lahirlah sebuah paguyuban Trah Martowijoyo. Saat ini keturunannya sudah menyebar ke seluruh dunia. Sepertinya penyebaran itu juga turut menyebarkan belimbing tunjuk.
            Kami sekeluarga pernah berfoto bersama di depan rumah tua itu. Saya kemudian mengirimkannya ke group Whats App yang beranggotakan trah kami. Seorang pakde mengenali pohon tua itu. Menurutnya pohon itu sudah ada sejak dia kecil. Umurnya sudah puluhan bahkan mungkin ratusan tahun. Pakde saya itu usianya lebih tua dari bapak saya yang lahir di tahun yang sama dengan proklamasi negara kita.
            Melihat pohon belimbing tunjuk itu, saya jadi menduga-duga tentang sejarah belimbing tunjuk di keluarga kami. Sudah dapat diduga bahwa Eyanglah yang membawa tradisi menanam pohon belimbing tunjuk itu. Tak lama setelah menikah, Eyang pindah ke Kalimantan, daerah asal suaminya. Kemudian Eyang menanam pohon belimbing tunjuk di rumah yang ditinggalinya itu.
            Entah disadari atau tidak, menanam pohon belimbing tunjuk kemudian diikuti oleh anaknya, ibu saya. Maka jadilah di rumah kami ada pohon belimbing tunjuk. Dapat dikatakan ini semacam tradisi keluarga. Kami menanamnya sebagai peringatan akan rumah leluhur kami, bukan karena pohon ini (katanya) adalah pembawa hoki. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini