Ana

Senin, 25 Juli 2016

Pasukan Oranye Pembersih Kota Jakarta




            Pasukan Oranye menjadi pasukan yang dipuji-puji akhir-akhir ini. Pasukan ini, bukanlah pasukan tentara yang berbaret oranye. Yang disebut pasukan oranye adalah petugas pembersih di wilayah DKI Jakarta yang berpakaian warna oranye. Ya, mereka mengenakan kaos, celana, dan topi oranye. Ada juga yang memakai sepatu boot oranye. Mobil dinas mereka pun berwarna oranye. Mereka juga membawa alat-alat kebersihan sebagai “senjata”.
            Kinerja Pasukan Oranye dapat dilihat langsung di Jakarta. Sungai dan ruas jalan menjadi lebih bersih. Saya termasuk yang terkagum-kagum dengan hasil kerja mereka. Saya tahu, tidak mudah membersihkan kota besar seperti Jakarta. Selain sampahnya memang sudah banyak dan menumpuk, kebiasaan penduduknya yang suka nyampah juga membuatnya tak kunjung resik.
            Pasukan oranye ini ternyata ada 2 macam. Keduanya sama-sama bertugas untuk bersih-bersih Jakarta. Mereka adalah:

  •  Pekerja Sarana dan Prasarana Umum (PPSU), berada di bawah koordinasi Dinas Kebersihan. Pasukan oranye ini disebar di tiap kelurahan yang ada di Jakarta. Sepertinya pasukan oranye inilah yang pernah saya lihat di dekat kantor kelurahan beberapa waktu yang lalu. Mereka berkumpul di kelurahan untuk mendapatkan pengarahan daerah mana yang akan mereka tuju. PPSU bekerja membersihkan ruas jalan, tempat pembuangan sampah umum, dan saluran air kecil alias got.

  •  Pekerja Harian Lepas Unit Pengelola Kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan. Pasukan oranye yang lebih dikenal sebagai PHL ini bertugas membersihkan badan air, yaitu sungat dan danau yang ada di Jakarta. Merekalah yang bertanggung jawab membersihkan sampah di sungai-sungai Jakarta. Pekerjaan ini awalnya sangat berat karena sampah-sampah di sungai Jakarta sudah mengendap. Perlahan namun pasti sungai-sungai di Jakarta menjadi bersih dan tidak berbau lagi.

Pasukan oranye ini kabarnya diupah secara layak. Mereka mendapatkan gaji Rp 3,1 juta, sedikit di atas UMR. Mereka juga mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Bagi anggota pasukan oranye yang memiliki anak, maka akan mendapatkan KJP. Mereka juga mendapatkan prioritas untuk tinggal di rumah susun. Fasilitas yang cukup layak ini mungkin juga membuat mereka lebih semangan bekerja.
Petugas bersih-bersih biasanya tidak mendapatkan upah sebesar itu. Pada pemerintahan gubernur-gubernur sebelumnya, para petugas kebersihan ini hanya dibayar beberapa ratus tibu rupiah. Fasilitas yang diberikan pun sangat minimal. Memberikan upah yang layak membuat pasukan oranye merasa dihargai. Itu berdampak pada kinerja mereka.
Selain upah yang layak, jam kerja mereka pun telah ditentukan. Seperti juga pekerja yang bekerja di kantor, mereka bekerja selama 8 jam dan terbagi menjadi 3 shift kerja. Dari artikel yang saya baca, ada beberapa pasukan oranye yang bekerja lebih dari 8 jam kerja. Kelebihan jam kerja itu tidak diperhitungkan sebagai lembur. Walaupun demikian, mereka tetap bekerja sampai selesai. Pekerjaan yang “nanggung” memang sering menjadi beban. Mereka lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya dengan sedikit tambahan waktu daripada melanjutkan keesokan harinya.
Sebagai warga DKI Jakarta, saya menyambut baik adanya Pasukan Oranye ini. Pekerjaan mereka tidak mudah. Apalagi tidak semua orang penghuni Jakarta sadar akan kebersihan. Masih banyak orang yang gemar membuang sampah sembarangan. Semoga saja kinerja mereka tetap terjaga sehingga kota ini tetap bersih. {ST}

Baca juga:

Popular Posts

Isi blog ini