Hari Selasa 5 Juli 2016
ada breaking news di TV. Di hari
terakhir bulan Ramadhan ini dihebohkan oleh bom yang meledak di Solo. Bom ini
kemudian diidentifikasi sebagai bom bunuh diri.
Saya dan teman-teman di
kantor langsung memantaunya lewat TV. Serangan bom ini mengagetkan banyak pihak
termasuk saya. Kok, tega-teganya membuat kerusuhan sehari menjelang hari raya
Idul Fitri.
Saya dan teman-teman
sempat terpaku di depan layar TV untuk mengetahui berita terbarunya. Alangkah
kagetnya saya ketika melihat ada banyak orang yang bergerombol di sekitar
tempat itu. Mereka memang datang khusus untuk melihat-lihat dan memotret.
Seakan-akan daerah itu sudah bersih dari bahaya. Kabarnya para polisi cukup
kewalahan untuk menghalau mereka.
Kejadian itu mengundang
banyak orang yang ingin tahu untuk datang. Saya dan teman-teman sampai
mengatakan kaalu daerah itu mendadak jadi “tempat wisata”. Orang Indonesia enggak
ada takutnya, deh.
Saya cukup menyesalkan
kejadian seperti ini. Selain menyesalkan keputusan pelakunya yang tidak
memikirkan orang lain, juga menyesalkan kelakuan orang-orang yang datang untuk
berwisata itu. Kebanyakan dari mereka (yang terlihat di layar TV), adalah orang
dewasa yang seharusnya sudah dapat membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Dengan berada di sekitar TKP, mereka akan mengacaukan penyelidikan dan
juga memiliki risiko lebih besar apabila terjadi serangan lanjutan. {ST}