Ana

Sabtu, 09 Juli 2016

Kapasitas Indonesia untuk Menjadi Kekuatan Baru di Dunia




            Sebagai seorang warga negara Indonesia, tentunya saya juga ingin negara saya ini dikenal oleh dunia. Saya ingin negara saya dikenal karena keunggulannya, kebaikannya, dan juga keindahannya. Pokoknya dikenal karena yang bagus-bagus, deh. Saya juga menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dunia.


            Cukup banyak prediksi yang menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan baru di regional maupun secara global. Itu karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak sekali. Biasanya negara dengan penduduk banyak pasti akan memberi pengaruh pada dunia. Itu masih belum ditambah dengan keunggulan lainnya.
            Profesor Richard Robison berpendapat lain. Dalam sebuah acara yang diadakan di Universitas Melbourne, penulis buku Indonesia: The Rise of Capital ini mengatakan kalau Indonesia tidak akan menjadi kekuatan baru baik di lingkup regional maupun global.
            Pendapatnya ini segera disanggah oleh orang lain yang ada di situ. Orang itu, seorang Indonesia, mungkin memiliki keinginan seperti saya juga. Mungkin rasa nasionalisnya terusik saat ada yang merendahkan bangsanya. Saya juga sempat merasa seperti itu.
            Menurut Profesor Richard Robison, tidak terlihat adanya intensi dan kapasitas pemimpin politik dan ekonomi untuk memproyeksikan kekuatan Indonesia. Negara yang kuat diukur dari kemampuannya memberi pengaruh pada dunia. Dalam realitasnya ada 2 atau 3 blok yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Banyak negara yang sulit untuk bisa masuk dan memengaruhi hal itu. Pertarungan besar itu jauh di luar jangkauan banyak negara, termasuk Indonesia.
            Membaca pendapatnya itu, bisa dimaklumi kalau ia tidak melihat harapan pada Indonesia. Indonesia, negeri yang super kaya ini telah lama menjadi negara yang terpecah-pecah. Cukup susah untuk menyatukannya. Dalam sejarahnya, rakyat Indonesia pernah bersatu padu untuk meraih kemerdekaannya. Sayangnya, tidak semua orang ingin bersatu untuk mengisi kemerdekaan.
            Ada banyak faktor yang membuat bangsa ini agak susah untuk bersatu. Salah satu faktor utama adalah mementingkan diri atau golongannya saja. Tidak memikirkan kepentingan bangsa seutuhnya. Pemikiran dan kelakuan yang semacam ini makin merusak bangsa apabila dianut oleh para pemimpin. Harus disyukuri apabila para petinggi negeri ini sudah mulai memikirkan rakyat, tidak hanya pribadi ataupun golongan atau partainya. Sudah mulai itu artinya ada yang memikirkan rakyat, ada juga yang tidak.
            Kalau keadaan terus-menerus seperti ini, pendapat Prof Robison mungkin saja akan menjadi kenyataan. Indonesia tidak akan menjadi kekuatan di regional apalagi global. Saya, sebagai rakyat biasa, tentu saja sangat sulit untuk mengubah negara ini. Saya hanya bisa melakukan yang terbaik untuk memberikan nama baik bagi Indonesia. Semoga ratusan juta WNI lainnya juga melakukan yang sama. Dengan demikian Indonesia akan menjadi kekuatan baru di dunia. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini