Sebagai seorang warga negara
Indonesia, tentunya saya juga ingin negara saya ini dikenal oleh dunia. Saya
ingin negara saya dikenal karena keunggulannya, kebaikannya, dan juga
keindahannya. Pokoknya dikenal karena yang bagus-bagus, deh. Saya juga
menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dunia.
Cukup banyak prediksi yang
menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan baru di regional maupun
secara global. Itu karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak sekali.
Biasanya negara dengan penduduk banyak pasti akan memberi pengaruh pada dunia.
Itu masih belum ditambah dengan keunggulan lainnya.
Profesor Richard Robison berpendapat
lain. Dalam sebuah acara yang diadakan di Universitas Melbourne, penulis buku
Indonesia: The Rise of Capital ini mengatakan kalau Indonesia tidak akan
menjadi kekuatan baru baik di lingkup regional maupun global.
Pendapatnya ini segera disanggah
oleh orang lain yang ada di situ. Orang itu, seorang Indonesia, mungkin
memiliki keinginan seperti saya juga. Mungkin rasa nasionalisnya terusik saat
ada yang merendahkan bangsanya. Saya juga sempat merasa seperti itu.
Menurut Profesor Richard Robison,
tidak terlihat adanya intensi dan kapasitas pemimpin politik dan ekonomi untuk
memproyeksikan kekuatan Indonesia. Negara yang kuat diukur dari kemampuannya
memberi pengaruh pada dunia. Dalam realitasnya ada 2 atau 3 blok yang kuat,
seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Banyak negara yang sulit untuk bisa
masuk dan memengaruhi hal itu. Pertarungan besar itu jauh di luar jangkauan
banyak negara, termasuk Indonesia.
Membaca pendapatnya itu, bisa
dimaklumi kalau ia tidak melihat harapan pada Indonesia. Indonesia, negeri yang
super kaya ini telah lama menjadi negara yang terpecah-pecah. Cukup susah untuk
menyatukannya. Dalam sejarahnya, rakyat Indonesia pernah bersatu padu untuk
meraih kemerdekaannya. Sayangnya, tidak semua orang ingin bersatu untuk mengisi
kemerdekaan.
Ada banyak faktor yang membuat
bangsa ini agak susah untuk bersatu. Salah satu faktor utama adalah
mementingkan diri atau golongannya saja. Tidak memikirkan kepentingan bangsa
seutuhnya. Pemikiran dan kelakuan yang semacam ini makin merusak bangsa apabila
dianut oleh para pemimpin. Harus disyukuri apabila para petinggi negeri ini
sudah mulai memikirkan rakyat, tidak hanya pribadi ataupun golongan atau
partainya. Sudah mulai itu artinya ada yang memikirkan rakyat, ada juga yang
tidak.
Kalau keadaan terus-menerus seperti
ini, pendapat Prof Robison mungkin saja akan menjadi kenyataan. Indonesia tidak
akan menjadi kekuatan di regional apalagi global. Saya, sebagai rakyat biasa,
tentu saja sangat sulit untuk mengubah negara ini. Saya hanya bisa melakukan
yang terbaik untuk memberikan nama baik bagi Indonesia. Semoga ratusan juta WNI
lainnya juga melakukan yang sama. Dengan demikian Indonesia akan menjadi
kekuatan baru di dunia. {ST}