Ana

Kamis, 21 Juli 2016

Bocah yang Kegemukan




            Belum lama ini media diramaikan oleh berita tentang bocah yang kegemukan. Arya, bocah berumur 10 tahun itu berat badannya mencapai 190 kg. Tentu saja ini sangat berlebihan. Anak yang kegemukan itu kemudian menjadi perhatian para dokter. Ia kemudian dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung.
            Berita tentang Arya ini dilengkapi juga dengan fotonya. Foto anak ini tidak diburamkan sama sekali. Wajahnya dan sosoknya yang bengkak berlipat-lipat terlihat dengan jelas. Sosoknya mengingatkan saya pada O, anak gemuk tetangga saya. Saya merahasiakan namanya dan hanya memberi tahu inisialnya. Terakhir bertemu dengan O, lehernya tidak terlihat karena kegemukan.
            O mulai main ke rumah tetangga sejak berusia 8 bulan. Ia dibawa pengasuhnya untuk bergaul sampai ke rumah kami. Keluarga kami, yang hampir semuanya penggemar anak kecil, tentu saja langsung menerima dengan baik kedatangan anak montok yang lucu itu. Anak kecil yang gemuk memang lucu. Pipi gelembungnya selalu menjadi sasaran cuilan tangan kami.
            Makin besar, tetangga saya ini makin gemuk. Pola makannya tak terkendali. Ia makan apa saja kapan saja ia suka. Akhirnya badannya jadi besar sekali untuk anak seumurnya. O mengalami obesitas. Badannya terlihat berat. Napasnya pun terdengar berat. Kondisi yang tidak sehat untuk seorang anak.
            Melihat Arya yang ada di berita-berita, saya langsung teringat pada tetangga saya itu. Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah dia bisa menurunkan berat badannya? Apakah dia mendapatkan pertolongan seperti Arya? Saya belum tahu kabarnya sekarang karena dia sudah tak lagi menjadi tetangga saya.
            Arya, bocah 10 tahun yang menjadi berita itu, juga tidak dapat mengatur pola makannya seperti O. Orang tuanya sepertinya tak kuasa untuk mengaturnya. Ia juga sering sekali makan mi instan. Porsinya sesuai ukuran tubuhnya, alias banyak sekali. Arya juga tidak suka bergerak. Selain makan, ia hanya duduk-duduk seharian.
            Pada saat dalam pengawasan dokter, Arya harus diet. Dia hanya boleh makan saat jam makan yang ditentukan dan memakan makanan yang telah disediakan. Selain itu, dia juga harus beraktivitas supaya badannya bergerak. Hasilnya, berat badannya turun 1,5 kg pada minggu pertama perawatannya. Hasil yang cukup baik.
            Menjelang hari pertama sekolah, Arya kembali ke rumah. Arya sangat senang karena akan bertemu dengan teman-temannya lagi. Ternyata dia merasa kesepian saat harus menjalani perawatan. Semoga saja Arya dapat melanjutkan dietnya dan dapat menyesuaikan berat badannya supaya sesuai dengan anak seumurnya.
            Kegemukan sudah menjadi masalah yang serius di dunia ini. Ada banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa yang kegemukan. Kegemukan dapat memicu banyak penyakit. Walaupun belum sampai tahap kegemukan, saya juga sekarang ini sedang kelebihan berat badan dan berusaha menguranginya. Perlu niat dan komitmen yang kuat supaya dapat mengurangi berat badan.
            Dalam sebuah seminar yang saya hadiri, kegemukan juga sudah menjadi masalah di Indonesia, negara yang sedang berkembang ini. Di sisi lain, ada pula masalah kekurangan gizi. Kekurangan gizi ini membuat tubuh anak-anak menjadi lebih kecil daripada yang seharusnya. Ada pula yang berakibat pada daya pikirnya. Kedua masalah yang bertentangan ini tentunya perlu penanganan yang berbeda. Yang sudah pasti memerlukan sumber daya yang berbeda pula. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini