Ana

Jumat, 08 Juli 2016

Air Minum Saat Libur Lebaran




            Saat libur Lebaran, para pembantu kebanyakan libur untuk pulang kampung, temasuk juga pembantu yang ada di rumah kami. Tugas-tugas rumah tangga yang sehari-harinya mereka kerjakan, harus kami ambil alih. Salah satu tugas terberatnya adalah mengganti galon air minum.
            Tugas ini berat dalam arti sebenarnya. Penghuni rumah kami hampir tidak ada yang kuat untuk mengangkat galon air sendirian. Perlu 2 atau 3 orang untuk menempatkan galon berisi penuh air di dispensernya. Untuk meminimalkan masalah galon ini, kami sudah menyediakan stoknya sebelum libur lebaran.
            Kehabisan stok air minum galon adalah hal yang biasa ketika libur lebaran. Pasokan terhenti karena liburnya para distributor. Beberapa orang kenalan saya, yang tidak menyiapkan stok, akan kehabisan air minum dalam kemasan.
            “Kami terpaksa beli air yang botol, deh. Lumayan, lo, harganya. Kalau dihitung-hitung, jauh lebih mahal,” kata kenalan saya itu.
            Saya teringat beberapa waktu yang lalu di rumah kami juga pernah kehabisan air minum. Kami kemudian merebus air keran untuk kemudian diminum. Sesuatu yang sudah jarang dilakukan sejak ada banyaknya air minum dalam kemasan. Itu sebenarnya hal yang biasa dilakukan untuk membuat air layak diminum.
            Kebiasaan membeli air minum galon membuat banyak orang tidak lagi merebus air untuk diminum. Perusahaan Air Minum seharusnya berganti nama karena air olahannya sudah tidak lagi menjadi sumber air minum. {ST}

Baca juga:

Popular Posts

Isi blog ini