Ana

Senin, 30 Mei 2016

Supir dan Driver (?)




            Ada beberapa orang yang menganggap kalau kata driver lebih keren dibandingkan supir. Supir atau sopir dianggap sebagai sebutan yang merendahkan, sedangkan driver dianggap lebih keren karena dianggap sebagai orang yang memegang kendali. Atau mungkin juga dianggap keren karena berasal dari bahasa asing. Entahlah.
            Bagi saya, istilah ini sama saja dan tidak perlu diperdebatkan. Dibahas sedikit bolehlah. Saya akan sedikit membahasnya di sini. Membahas tentang bagaimana tidak pentingnya membahas hal ini hehehe…. Saya kemudian lebih sering menggunakan kata pengemudi, baik secara lisan maupun tulisan. Kata “pengemudi” sepertinya lebih netral.
            Istilah driver dan supir menjadi agak terkenal karena adanya transportasi berbasis online akhir-akhir ini. Umumnya para pengemudi angkutan online disebut sebagai driver, baik itu angkutan roda 4 ataupun roda 2. Beberapa pengemudi merasa bangga dengan profesinya ini. Ada yang merasa mereka mengalami peningkatan taraf hidup. Berbeda nasibnya dengan supir angkutan umum lainnya.
            Dari perbincangan dengan seorang “driver” barulah saya memahami mengapa kata supir berkonotasi tidak lebih baik dibandingkan driver. Kata supir identik dengan seorang pekerja yang bekerja untuk pihak lain, biasanya taraf hidupnya pas-pasan atau memprihatinkan. Contohnya seperti supir angkot, bemo, atau angkutan umum lainnya. Supir taksi dan supir pribadi termasuk yang penghasilannya pas-pasan. Sedangkan driver adalah seorang yang lebih independen, tidak terikat pada 1 majikan, dan taraf hidupnya bisa lebih baik tergantung pada kerja kerasnya.
            Saya sebenarnya tidak terlalu setuju dengan penjelasan itu. Namun saya tidak mendebat dan membahasnya lebih lanjut. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya di artikel ini, sebutan ini bukanlah hal yang perlu diperdebatkan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini