Ana

Selasa, 03 Mei 2016

Ruang Kelas di Banten




            Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Harian Kompas memeringatinya dengan menampilkan sebuah ruang kelas di halaman depannya. Ruang kelas itu terlihat sangat sederhana. Kesederhanaannya menarik perhatian saya.
            Ruangan itu berlantai tanah. Penampilannya sangat jauh dari mewah. Padahal, ruangan itu letaknya tidak terlalu jauh dari ibu kota negara ini. Itu adalah ruangan kelas di Banten, kota tetangga DKI Jakarta.
            Tanpa keterangan gambar pun, orang dapat menebak bagaimana miskinnya orang yang bersekolah di tempat ini. Saya yakin sekali, anak yang bersekolah di tempat itu bukanlah anak dari keluarga yang berkecukupan. Gurunya kemungkinan juga tidak mendapatkan penghasilan yang besar.
            Saya teringat beberapa waktu yang lalu pernah ke Banten. Yang saya ingat adalah kekontrasan antara daerah Bandara Soekarno – Hatta dan daerah yang saya lewati berikutnya. Kedua daerah itu sama-sama terletak di Banten. Yang satunya adalah bandara internasional yang terus berbenah menjadi mewah, yang satunya lagi adalah pemukiman hukum yang dihuni warga Banten. Kontras? Iya.
Saat itu sedang ramai-ramainya penangkapan keluarga “penguasa” Banten yang dituduh korupsi. Keluarga ini menguasai pucuk pimpinan pemerintahan di Banten selama bertahun-tahun. Mereka adalah keluarga yang kaya, bahkan sangat kaya. Kemiskinan di daerah itu dapat dikatakan bagian dari kesalahan mereka yang salah mengelola selama bertahun-tahun.
Melihat kembali potret kemiskinan di Banten, saya menjadi prihatin. Setelah menangkap dan memenjarakan para koruptor itu, pembangunan masih belum berjalan dengan baik. Salah satu hal yang harus disyukuri dari potret kemiskinan itu adalah adanya orang yang selalu memiliki semangat untuk belajar walaupun miskin secara materi. Semoga saja anak-anak itu dapat tumbuh menjadi orang yang berguna kelak. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini