Belum lama ini pedagang gerobakan di
dekat kantor saya ditertibkan. Gerobak yang biasanya mereka gunakan untuk
berdagang disita oleh satpol PP. Ada banyak pedagang yang terjaring sehingga
mereka tidak bisa berjualan lagi.
Dalam hal ini, saya memandang dari 2
sisi. Sisi pertama sebagai warga kota yang ingin kotanya tertib dan rapi.
Tentunya pekerjaan satpol PP itu harus diapresiasi karena mereka menertibkan
orang-orang yang menggunakan trotoar jalan dengan tidak semestinya.
Di sisi lain, saya menyayangkan
kejadian ini. Orang-orang yang mencari nafkah dengan berjualan itu kehilangan
sumber pendapatannya. Menurut saya, berjualan adalah sesuatu yang halal.
Sesuatu yang baik untuk mencari rezeki. Mengambil sumber nafkah orang-orang ini
hanya menambah masalah baru, masalah sosial.
Saya cukup sering jajan makanan
gerobak. Ada beberapa jenis makanan yang rasanya lebih enak bila yang jual
menggunakan gerobak. Rujak, somai, sate, bakso, dan gado-gado contohnya. Beberapa makanan ini,
ketika dijual di restoran rasanya malah kurang enak. Khusus gado-gado, kalau
sudah masuk mal rasanya betul-betul tidak enak.
Sebagai penikmat makanan jalanan,
saya menyayangkan digusurnya para pedagang gerobak ini. Sebenarnya, kata
ditertibkan itu tidak harus berarti dibersihkan dan disingkirkan. Ditertibkan
bisa saja berarti memfasilitasi mereka untuk terus mencari nafkah. Direlokasi
misalnya. Ditertibkan artinya menyamakan standard, baik dalam kebersihan maupun
tata cara penyajiannya. Ditertibkan artinya mereka juga dibekali pengetahuan
baru tentang gizi dan juga tentang pajak. Ditertibkan artinya mereka membayar
pajak dan memiliki kontribusi untuk pembangunan daerah tempat mereka menjadi
nafkah.
Di beberapa tempat di dunia ini,
makanan jalanan atau street food
menjadi nilai tambah suatu daerah. Makanan jalanan menjadi daya tarik
wisatawan. Bahkan ada acara khusus untuk makanan jalanan di TV. Saya pernah
menonton beberapa acaranya. Thailand, India, Italia, dan Amerika adalah
daerah-daerah yang pernah saya lihat liputan tentang makanan jalanannya. Kalau
dilihat-lihat, Indonesia tidak kalah, kok, makanannya. {ST}