Suatu hari, saya dan saudara-saudara
menggunakan mobil Grab dengan tujuan dari Grand Indonesia ke rumah kami. Mobil
itu tiba tak lama setelah kami pesan. Mobil Avanza itu berwarna putih dan ada
stiker Hello Kitty.
Melihat tampilannya yang imut, saya
menduga ini pastilah mobil milik perempuan. Atau mungkin yang menjadi supirnya
adalah perempuan. Atau, mungkin juga supirnya memiliki kenalan seorang
perempuan imut berhati lembut. Dugaan itu makin kuat karena bagian dalam mobil
ini lebih imut lagi.
Begitu membuka pintu mobil, tercium
wangi bunga yang semerbak. Di bagian bawahnya ada semacam karpet berbahan kain.
Kesan imut masih ditambah lagi dengan adanya gorden penutup jendela. Imut poll!
Saya duduk di kursi tengah bersama
saudara-saudara saya. Awalnya kami mengobrol ceria. Beberapa menit kemudian,
kami semua terdiam karena mabuk. Tepatnya saya yang mabuk.
Kendaraan imut itu melaju kencang
dan berpindah arah sesuka hatinya. Penumpang yang berada di belakang, termasuk
saya, terbanting-banting di dalam mobil. Saya yang baru saja makan karena
ditraktir, betul-betul menahan diri supaya tidak muntah.
Sang supir menjalankan kendarannya
tanpa memikirkan kenyamanan penumpangnya sama sekali. Dia juga melanggar
beberapa rambu lalu lintas. Saya sampai tidak yakin apakah dia sebenarnya bisa
menyetir. Yang jelas, saya yakin sekali kalau dia bukanlah pemilik mobil putih
nan imut itu.
Setelah merasa betul-betul mual,
saya akhirnya menegur supir itu, “Tolong jalannya pelan-pelan aja. Enggak perlu
buru-buru!”
Teguran ditanggapi dengan menginjak
rem dan memelankan jalannya kendaraan. Sampai akhirnya kami tiba di tempat
berputar balik. Dia kembali menjalankan mobil dengan ugal-ugalan.
“Tolong, ya, nyetirnya yang bener.
Saya mau muntah, nih, di belakang terbanting-banting,” akhirnya saya menegur
dengan tegas dan lugas.
Tak lama kemudian, kami tiba di
rumah. Saya langsung keluar dan duduk di teras rumah. Rasanya betul-betul
mabuk. Mual dan nyaris muntah. Enggak nyangka mobil seimut itu yang bawa kaya
supir angkot. Pengalaman ini mengingatkan lagi untuk tidak menilai sesuatu
hanya berdasarkan penampilannya. {ST}