Akhir-akhir ini dunia maya
dihebohkan oleh video seorang remaja yang ditilang polisi. Dalam rekaman itu, remaja perempuan itu mengaku
sebagai anak jenderal. Dia bahkan menyebutkan nama sang jenderal. Tepatnya dia
mengancam sang polisi penilang itu. Sang Jenderal yang diakui sebagai ayah,
ternyata memang masih memiliki hubungan keluarga dengan anak itu.
Arogansi seorang anak pejabat
sebenarnya bukanlah hal yang luar biasa di negeri ini. Walaupun tidak semua
anak pejabat seperti itu, namun itu adalah hal yang umum. Sampai-sampai anak
seorang kepala negara yang hidupnya sederhana dijadikan berita. Hal yang memang
sudah seharusnya dianggap hal luar biasa karena banyaknya anak-anak pejabat
yang songong.
Di masa
pertumbuhan saya, anak seorang kepala daerah sudah biasa menunjukkan
arogansinya. Anak-anak petinggi TNI apalagi. Kekuatan ortunya yang “bersenjata”
sudah cukup membuat orang lain ketakutan.
Ini
sebenarnya dapat dipandang sebagai hal yang positif bila tujuannya untuk
melindungi dari kejahatan. Akan berubah menjadi negatif bila digunakan untuk
kejahatan, atau menyembunyikan kejahatan. Remaja perempuan yang mendadak
terkenal itu menurut saya menggunakannya untuk kejahatan.
Ada yang
mengatakan remaja perempuan ini adalah seorang model cantik. Menurut saya, dia
adalah semacam monster jahat yang sedang menyamar. Mengapa saya sampai
berpendapat demikian? Karena kelakuannya telah membuat ayahnya kehilangan
nyawanya.
Akibat
kelakuan anak itu, ayahnya mendapat serangan jantung dan akhirnya meninggal. Mungkin
karena terkejut dan malu dengan kelakuan anak perempuannya itu. Saya merasa
sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa keluarga itu. Sang Jenderal, yang
namanya disebut-sebut meminta maaf kepada masyarakat dan kelakuan keponakannya
itu. Walaupun saya menganggap anak itu monster, saya masih berharap supaya dia
mengubah kelakuannya yang songong itu. {ST}