Rumah
keluarga kami di Palangkaraya memiliki halaman yang luas. Halaman ini ditanami
dengan aneka pohon buah, pohon bunga, dan rumput. Rumput-rumput itu perlu
penanganan khusus karena dapat tumbuh dengan cepat, lebih cepat dari kemampuan
penghuninya untuk membersihkannya.
Suatu
siang, rumah kami didatangi oleh orang yang membawa mesin pemotong rumput.
Ternyata ia menawarkan jasa memotong rumput. Dari penampilan dan
perlengkapannya, saya dapat menduga ini adalah profesinya. Di kota ini, memang
cukup banyak rumah yang memiliki halaman luas yang ditumbuhi rumput. Pemotong
rumput adalah salah satu peluang mendapatkan penghasilan.
Papah,
sang kepala rumah tangga kami, menyetujui untuk menggunakan jasanya. Mereka
melakukan tawar menawar harga. Harga yang dia ajukan, bila melihat dari sisi
konsumen, cukup mahal. Setelah saya pikir-pikir dan hitung-hitung, sebenarnya
harga yang dia ajukan tidaklah mahal bila diukur dari luasnya pekarangan kami.
Pekerjaan
memotong rumput di halaman rumah kami itu dilakukan selama 3 jam. Cukup lama.
Papah bahkan sampai sempat tidur siang dan bangun lagi. Pemotong rumput itu
terlihat sangat kelelahan saat pekerjaannya selesai. Dia hampir saja
menghabiskan semua air minum yang kami sediakan dalam teko. Hasil pekerjaannya
saya nilai cukup baik. Sayangnya, dia menolak untuk menyapu rumput yang sudah
dipotongnya itu. Mungkin dia lelah. {ST}