Saya
hampir tidak pernah duduk dekat pintu darurat di pesawat. Saya memang tidak mau
memilih tempat duduk dekat pintu darurat. Kalaupun tidak punya pilihan lagi,
biasanya saya akan dipindahkan oleh pramugari. Ada kebijakan atau peraturan di
pesawat untuk menempatkan para pemuda bertubuh tegap di dekat pintu darurat.
Kebijakan
ini bukan tanpa alasan. Semua orang pasti sudah dapat menebak alasannya.
Tentunya orang-orang itu disiapkan untuk keadaan darurat. Bila sampai terjadi
kecelakaan, mereka dapat membantu awak pesawat untuk menyelamatkan penumpang.
Alasan ini juga disampaikan oleh pramugari kepada orang yang duduk di dekat
pintu darurat.
Dalam
penerbangan saya yang terakhir, saya mendapatkan tempat di dekat pintu darurat.
Ini bukanlah tempat pilihan saya, namun saya sudah sangat bersyukur mendapatkan
tempat duduk itu. Baca juga: Maskapai yang Sering Terlambat
Saya
tidak meminta perpindahan tempat duduk. Pramugari pun tidak memindahkan saya.
Sepertinya saya cukup memenuhi kriteria sebagai penjaga pintu darurat. Mungkin
pramugari itu melihat tubuh saya cukup kekar dan pasti mampu membuka pintu itu.
Selain saya, ada beberapa pemuda yang cukup kekar. Beberapa bahkan
berpenampilan semi militer.
Sebelum
tinggal landas, pramugari memberikan brifing kepada orang-orang yang duduk di
dekat pintu darurat. Brifingnya tidak lama. Intinya kami diminta membantu awak
pesawat untuk menyelamatkan semua penumpang. Selebihnya, kami diminta membaca
kartu petunjuk keselamatan yang khusus hanya untuk penumpang di dekat pintu
darurat. Sepertinya hanya saya yang membaca dengan seksama. Yang lainnya tidak
terlalu peduli dengan tulisan kecil-kecil itu. Bahkan ada yang menjadikannya
kipas. Syukurnya penerbangan kami berjalan lancar. {ST}