Ana

Sabtu, 30 April 2016

Temans (?)




            Dalam dunia pergaulan kita sering menemukan kata “temans”, yang maksudnya adalah teman-teman. Huruf s yang mirip dengan angka 2, dapat diartikan sebagai kata ulang. Ini juga adaptasi dari bentuk plural dalam bahasa Inggris dengan menambahkan huruf s di belakang kata benda yang jumlahnya lebih dari 1. Kebanyakan orang sudah tahu apa yang dimaksud dengan tulisan teman (teman + s) itu.
            Dalam tulisan anak-anak kecil yang harus saya baca dan edit, saya juga sering menemukan kata “temans”. Apa yang dimaksud oleh penulisnya adalah teman-teman. Sekilas hal ini adalah hal yang biasa. Pembacanya pun pasti mengerti. Namun, itu bukanlah kaidah bahasa Indonesia yang baik.
            Saya tidak yakin kalau anak yang menuliskan itu tahu bedanya teman-teman, temans, dan teman2. Mudah-mudahan mereka menggunakan kata “temans” hanya untuk gaya-gayaan. Semoga saja mereka sebenarnya mengerti bagaimana penulisannya menurut bahasa Indonesia. {ST}

Jumat, 29 April 2016

Rajin Baca Panduan Berlibur




            Sebagai orang yang bercita-cita untuk keliling dunia, saya cukup sering membaca panduan berlibur. Entah membacanya di koran ataupun di dunia maya. Ada yang berupa tips dan trik liburan, ada juga ulasan tentang tempat liburan.
            Beberapa ulasan tempat liburan, sudah pernah saya baca. Saya bahkan pernah menuliskannya di majalah anak tempat saya numpang berkarya. Ketika membaca ulasan tentang suatu daerah yang pernah saya tulis, saya sering mengangguk-angguk sendiri. Seakan-akan membenarkan apa yang ada di tulisan. Saya merasa tahu tentang hal tersebut padahal belum pernah menginjakkan kaki ke sana.
            Sesaat sebelum membuat catatan ini, saya juga membaca panduan berlibur yang ada di harian Kompas. Panduan itu mengulas daerah tujuan liburan di Eropa dan Tiongkok. Saya tetap suka membacanya walaupun hampir keseluruhan isi artikel itu sudah saya ketahui sebelumnya. {ST}

Kamis, 28 April 2016

Angkot Pak Sutrisno di Palangkaraya




            Salah satu angkutan umum di Palangkaraya adalah mobil angkot. Mobil ini bentuknya sama seperti angkot yang ada di Jakarta. Di kabin bagian belakang, penumpangnya dapat duduk dengan komposisi 4 – 6. Tempat duduk di samping supir juga boleh diduduki penumpang.
            Beberapa tahun yang lalu, angkot di Palangkaraya memiliki jalur yang dilambangkan dengan huruf A sampai E. Huruf-huruf itu menunjukkan trayek yang harus mereka lalui. Saya mengetahui hal ini karena saat itu saya adalah penduduk kota Palangkaraya.
            Setelah bertahun-tahun, saya hampir tidak pernah menggunakan angkot lagi di Palangkaraya. Saya tidak tahu lagi perkembangannya. Baru pada saat kepulangan saya yang terakhir saya mendapatkan berita tentang angkot. Ternyata angkot di Palangkaraya sekarang ini masih diatur menurut jurusannya. Namun, jurusan itu dapat dikatakan sebagai formalitas saja. Di badan angkot tidak ada penanda permanen untuk trayek yang dilaluinya. Jurusan angkot baru bisa diketahui kalau penumpangnya bertanya.
            Pak Sutrisno adalah seorang supir angkot di Palangkaraya. Saya mengenalnya perantau asal Jawa Timur ini dari Papah. Dia sudah bertahun-tahun mencari nafkah sebagai supir angkot di ibu kota Kalimantan Tengah itu. Selain melayani trayek resmi yang kadang-kadang sepi, Pak Sutrisno juga melayani carteran. Silakan hubungi langsung Pak Sutrisno di nomor 081352903693. {ST}

Rabu, 27 April 2016

Museum Ullen Sentalu




            Museum Ullen Sentalu terletak di lereng Gunung Merapi. Museum ini menampilkan budaya Jawa, baik dari Yogyakarta maupun Surakarta. Museum ini mengabadikan sebagian kecil dari Kerajaan Mataram yang dalam sejarahnya terbagi menjadi 4: Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegara, dan Paku Alam.
            Nama Ullen Sentalu adalah singkatan dari bahasa Jawa, yaitu ulating blencong sejatine tataraning lumaku. Artinya nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan. Blencong adalah lampu minyak yang digunakan untuk pertunjukan wayang kulit. Cahayanya menerangi kisah hidup wayang yang diperankan.
            Tiket untuk memasuki museum ini tidak terlalu mahal, namun cukup mahal bila dibandingkan dengan museum lainnya. Harga tiket masuk untuk dewasa Rp 30.000, untuk anak-anak Rp 15.000. Dalam tiket ini sudah termasuk pemandu wisata dan minuman ringan di akhir tur.
            Museum ini dibagi menjadi beberapa ruangan dan bangunan. Ada juga lorong-lorong yang berada di luar bangunan. Petugas pemandu wisata akan menmebawa pengunjung menjelajah museum unik ini. Di beberapa tempat, pemandu wisata akan berhenti dan menjelaskan tentang sesuatu. Lukisan, tulisan, dan juga pakaian menjadi bagian dari sejarah yang diceritakan dengan lancar oleh sang pemandu.
            Pada bagian dalam museum ini tidak diperkenankan untuk mengambil foto. Beberapa museum memang memiliki kebijakan seperti itu. Saya dan teman-teman menghormati kebijakan ini dengan tidak mengambil foto walaupun sebenarnya kesempatannya ada.
            Di akhir tur singkat itu, pengunjung mendapatkan minuman ringan khas Jawa, ada rasa jahe dan serainya. Tak jauh dari tempat perhentian akhir ini, kami memasuki area boleh berfoto. Spot foto yang ada di blog ini adalah satu-satunya lokasi bagi kami untuk berfoto bersama. {ST}

Selasa, 26 April 2016

Trending Topic Penuh Kekerasan




            Saya adalah orang yang rutin memantau trending topic di Youtube. Selain karena ingin tahu, saya juga mencari inspirasi untuk tulisan saya. Cukup banyak tulisan saya, terutama yang online, inspirasinya didapatkan dari trending topic. Kadang-kadang, tulisan saya itu pembacanya menjadi banyak karena menjadi bagian pendukung dari trending topic.
             Hari ini saya juga memantau trending topic. Namun kali ini saya tidak mendapatkan inspirasi untuk tulisan saya. Jajaran atas trending topic diisi oleh hal-hal yang tidak baik. Ada yang tentang kekerasan, gosip, dan juga kebencian.
            Hal-hal yang tidak baik memang menarik lebih banyak perhatian dibandingkan dengan hal baik dan membangun. Hal seperti ini sudah terjadi selama hampir sepanjang sejarah manusia.
            Sebagian besar tulisan saya diterbitkan untuk media anak. Topik-topik seperti ini sama sekali tidak baik untuk anak-anak. Pada akhirnya, saya lebih memilih untuk membuat tulisan yang berguna dan memiliki tujuan yang baik. Satu tulisan seperti itu mungkin tidak ada pengaruhnya sama sekali, namun saya tidak akan berhenti. Semoga saja lebih banyak orang yang mengambil pilihan seperti saya, memberitakan yang berguna. Kalau lebih banyak berita yang baik, tentunya akan otomatis menjadi trending topic. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini