Hari
Kamis 24 Maret 2016 itu saya sudah pasrah bila harus ketinggalan pesawat. Saya
tiba di bandara 10 menit setelah jam keberangkatan yang tertera di tiket.
Walaupun demikian, saya tetap masuk ke dalam terminal dan melaporkan diri di
konter check in.
Seperti
yang sudah saya duga, saya ditolak oleh petugas loket. Katanya ini sudah final,
tidak bisa diganggu gugat lagi. Saya diarahkan untuk melaporkan diri ke loket
lain untuk meminta penjadwalan ulang penerbangan.
Saat
itu, ada seorang kenalan yang juga akan berangkat dengan jadwal yang sama. Dari
dia saya mendapatkan info kalau pesawat yang akan kami naiki terlambat dari
jadwal. Bahkan kabarnya pesawat itu belum datang dari penerbangan sebelumnya.
Maskapai ini memang terkenal sering terlambat dari jadwal.
Di
loket penjadwalan ulang, saya sampaikan informasi itu. Mbak penjaga loket
langsung dengan sigap meminta KTP saya untuk diusahakan dapat terbang saat itu.
Saya cukup deg-degan menantinya. Sebelumnya saya sudah diberi tahu oleh mbak di
loket itu kalau saya akan dijadwal ulang untuk terbang besok siang.
“Bisa!”
kata mbak penjaga loket sambil membawa beberapa lembar boarding pass.
Ternyata
ada beberapa orang lain yang bernasib seperti saya. Orang-orang yang terlambat
tiba di bandara karena kemacaetan yang luar biasa. Saya bersyukur sekali waktu
itu. Kali ini saya dan beberapa orang itu harus bersyukur karena maskapai ini
terlambat terbang. {ST}