Ana

Kamis, 10 Maret 2016

Ke Puskesmas Bayar Rp 2000




            Pagi itu saya bangun tidur dengan kepala yang berat dan badan meriang. Akhirnya saya terpaksa beristirahat di rumah selama 2 hari. Pada hari kedua, barulah saya berobat ke dokter. Saya setuju untuk pergi berobat karena saya tidak bisa makan. Apa yang saya makan atau minum keluar lagi. Ya, saya muntah.
            Kali ini, saya berobat ke Puskesmas, bukan ke rumah sakit langganan. Saya mau mencoba fasilitas BPJS yang katanya sudah oke itu. Lagipula penyakit saya waktu itu dapat dikatakan sebagai penyakit biasa, yang tidak terlalu perlu tindakan canggih. Maka pergilah saya ke Puskesmas Cempaka Putih ditemani oleh Mamah. Kami ke sana naik bajai biru.
            Setiba di depan Puskesmas, saya makin lemas. Selain karena terguncang di bajai, pemandangan yang dipenuhi orang juga membuat makin suntuk. Ada banyak sekali ibu-ibu yang menggendong anak kecil. Saat itu memang bertepatan dengan pekan imunisasi nasional.
            Terus terang, saya sudah mau berbalik arah ketika bertemu dengan pemandangan seperti itu. Tak terbayang bagaimanan ramainya di dalam gedung, di luarnya aja sudah luber begitu. Namun niat itu saya urungkan. Sudah terlanjur sampai, sekalin sajalah. Sekalian pasrah maksudnya.
            Saya diharuskan mengikuti proses administrasi yaitu pendaftaran. Ada seorang petugas yang membantu tanpa harus diminta. Sepertinya cukup banyak orang yang datang seperti saya, baru pertama kalinya dan enggak tahu mesti ngapain. Selanjutnya formulir itu disampaikan ke loket dan ditukar dengan nomor antrean. Nomor antrean yang saya terima saat itu adalah 156. Nyali saya menjadi ciut lagi melihatnya. Baru jam 10 pagi nomor antreannnya sudah segini?
            Ternyata penantian saya tidak selama yang saya duga. Hanya beberapa saat menunggu, saya sudah dipanggil.
            “Ini faskesnya bukan di sini. Harus bayar lagi,” kata mbak yang berugas di loket pendaftaran.
            “Hah? Bayar lagi? Okelah,” kata saya pasrah.
            “Bayarnya Rp 2000,” kata mbak itu lagi.
            “Hah?” sahut saya.
            Kaget plus tidak percaya dengan apa yang sudah saya dengar. Saya pun bertanya lagi.
            “Iya. Dua ribu. Bayar di sini,” kata di mbak lagi.
            Saya pun membayar Rp 2000. Setelah proses selanjutnya, saya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi. Hanya Rp 2000 itu saja. Itu sudah termasuk biaya konsultasi dokter dan obatnya. Murah, ya! {ST}

Popular Posts

Isi blog ini