Pagi itu saya bangun tidur dengan
kepala yang berat dan badan meriang. Akhirnya saya terpaksa beristirahat di
rumah selama 2 hari. Pada hari kedua, barulah saya berobat ke dokter. Saya
setuju untuk pergi berobat karena saya tidak bisa makan. Apa yang saya makan
atau minum keluar lagi. Ya, saya muntah.
Kali ini, saya berobat ke Puskesmas,
bukan ke rumah sakit langganan. Saya mau mencoba fasilitas BPJS yang katanya
sudah oke itu. Lagipula penyakit saya waktu itu dapat dikatakan sebagai
penyakit biasa, yang tidak terlalu perlu tindakan canggih. Maka pergilah saya
ke Puskesmas Cempaka Putih ditemani oleh Mamah. Kami ke sana naik bajai biru.
Setiba di depan Puskesmas, saya
makin lemas. Selain karena terguncang di bajai, pemandangan yang dipenuhi orang
juga membuat makin suntuk. Ada banyak sekali ibu-ibu yang menggendong anak
kecil. Saat itu memang bertepatan dengan pekan imunisasi nasional.
Terus terang, saya sudah mau
berbalik arah ketika bertemu dengan pemandangan seperti itu. Tak terbayang
bagaimanan ramainya di dalam gedung, di luarnya aja sudah luber begitu. Namun
niat itu saya urungkan. Sudah terlanjur sampai, sekalin sajalah. Sekalian
pasrah maksudnya.
Saya diharuskan mengikuti proses
administrasi yaitu pendaftaran. Ada seorang petugas yang membantu tanpa harus
diminta. Sepertinya cukup banyak orang yang datang seperti saya, baru pertama
kalinya dan enggak tahu mesti ngapain. Selanjutnya formulir itu disampaikan ke
loket dan ditukar dengan nomor antrean. Nomor antrean yang saya terima saat itu
adalah 156. Nyali saya menjadi ciut lagi melihatnya. Baru jam 10 pagi nomor
antreannnya sudah segini?
Ternyata penantian saya tidak selama
yang saya duga. Hanya beberapa saat menunggu, saya sudah dipanggil.
“Ini faskesnya bukan di sini. Harus
bayar lagi,” kata mbak yang berugas di loket pendaftaran.
“Hah? Bayar lagi? Okelah,” kata saya
pasrah.
“Bayarnya Rp 2000,” kata mbak itu
lagi.
“Hah?” sahut saya.
Kaget plus tidak percaya dengan apa
yang sudah saya dengar. Saya pun bertanya lagi.
“Iya. Dua ribu. Bayar di sini,” kata
di mbak lagi.
Saya pun membayar Rp 2000. Setelah
proses selanjutnya, saya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi. Hanya Rp
2000 itu saja. Itu sudah termasuk biaya konsultasi dokter dan obatnya. Murah,
ya! {ST}