Ana

Minggu, 20 Maret 2016

Ekuinoks




            Menjelang tanggal 20 Maret 2016 beredar kabar melalui dunia maya. Kabar itu berupa petunjuk menghadapi ekuinoks yang akan terjadi setiap tanggal 20 Maret. Kabar itu sampai di telepon genggam saya melalui copas beberapa orang kerabat. Setelah mendapat kiriman dari beberapa orang, saya akhirnya membacanya.
            Pada informasi yang beredar itu dituliskan bahwa ekuinoks akan mempengaruhi Indonesia, Malaysia, dan Singapura selama beberapa hari ke depan. Orang-orang dihimbau untuk tinggal di rumah pada pukul 12.00 – 15.00. Suhu udara akan mencapai 40 derajat Celsius. Dihimbau pula agar menjaga diri janagn sampai dehidrasi, mandi air dingin sesering mungkin, memonitor tekanan darah, dan banyak makan buah-buahan. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi dampak panasnya matahari.
            Selain itu ada pula saran untuk menempatkan lilin di luar rumah. Lilin ini gunanya sebagai penanda. Kalau lilin meleleh, artinya suhu udara sudah sangat panas dan berbahaya. Disarankan pula untuk menempatkan ember setengah penuh di setiap kamar untuk menjaga supaya udara tetap lembab.
            Yang paling mengerikan dari rangkaian informasi itu adalah akibat ekuinoks. Diceritakan bahwa ekuinoks dapat membuat heat stroke, entah apa maksudnya. Orang yang mengalami heat stroke akan pingsan dan organ-organnya menjadi rusak.
            Penyebar informasi ini sepertinya berniat baik namun memiliki pengetahuan yang kurang. Ekuinoks sebenarnya adalah peristiwa biasa yang terjadi 2 kali dalam setahun, biasanya pada tanggal 20 - 21 Maret dan 22 - 23 September. Pada saat ekuinoks, Matahari berada tepat di garis khatulistiwa, seakan-akan membagi Bumi menjadi 2 bagian yang sama. Ekuinoks adalah peristiwa titik balik Matahari yang emnandai pergantian musim. Memang kadang-kadang ada peningkatan suhu, namun tidak sampai membuat lilin leleh.
            Berita ini menyebar luas di dunia maya sampai akhirnya BMKG memberikan tanggapan atas berita yang makin lama makin luas edarannya itu. Beberapa berita bahkan bertambah dengan bumbu-bumbu lain yang lebih “berbahaya”. Nah, ini dia penjelasan dari BMKG. Baca sendiri aja, ya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini