Saya sangat jarang berkendara
menggunakan angkot atau mikrolet. Itu membuat saya agak kagok kalau menaiki
kendaraan yang penumpangnya sering terbagi menjadi 4 – 6 ini. Saya juga kurang
paham tentang ongkosnya. Kadang-kadang saya bertanya pada penumpang lain, atau
kepada sang supir angkotnya tentang ongkos.
Seorang teman saya yang
sehari-harinya menggunakan angkot setiap hari, mengingatkan saya supaya lebih
berhati-hati saat menggunakan angkot. Bertanya tentang ongkos menunjukkan kalau
saya bukanlah orang yang terbiasa melewati daerah situ dan menggunakan angkot.
Ini bisa menjadi peluang bagi orang yang berniat kurang baik. Dari obrolan
singkat itu, saya menyimpulkan ada beberapa tips naik angkot:
- Percaya diri alias pede. Pede sangat penting untuk menghindari dari incaran orang-orang yang berniat kurang baik. Cara paling mudah untuk pede adalah tahu daerah situ. Cari informasinya lebih dulu lewat internet atau bertanya kepada orang yang tahu.
- Kalau belum tahu ongkosnya berapa, berilah uang yang jumlah nominalnya kira-kira lebih besar. Ongkos akan diketahui setelah kita mendapatkan kembalian. Kalau ongkosnya terlalu mahal, barulah tanyakan.
- Kalau sudah tahu tujuan pastinya, sampaikan dengan jelas tanpa ragu, seakan-akan kita sudah tahu daerah situ.
- Kalau tahu tempatnya tetapi tidak tahu namanya, segera berhentikan angkot di tempat tersebut. Tentu saja dengan pede.
Suatu hari,
saya berkendara menggunakan angkot di daerah Ragunan. Terus terang saya kurang
mengenal daerah ini. Bisa tiba di tempat ini pun karena nebeng. Perjalanan naik
angkot itu harus saya tempuh ketika akan pulang. Nah, inilah saatnya menerapkan
tips yang diberikan teman saya itu.
Dengan pede
saya naik ke angkot tanpa tahu tujuannya. Hmmm… Sebenarnya tujuannya bisa
dilihat di bagian depan angkotnya, namun saya tidak tahu di mana tepatnya
lokasi tempat itu. Sempat ragu-ragu juga saat angkot mulai berjalan. Petunjuk
berupa gedung-gedung tinggi yang menunjukkan letak jalan besar juga tidak
terlihat.
Tepat di saat
saya berniat mau bertanya pada supir, angkot itu keluar ke jalan besar. Ada
jalur TJ di jalan besar ini.
“Bang, saya
turun di halte busway, ya,” kata saya
dengan mantap.
Dari halte busway, saya sudah bisa menemukan jalan
untuk pulang. Jaringan busway bisa
dilihat di semua halte. Saya hanya tinggal menunggu dan menaiki bus yang tepat.
Maka sampailah saya di rumah dengan selamat. {ST}