Ana

Minggu, 14 Februari 2016

Tips Naik Angkot




            Saya sangat jarang berkendara menggunakan angkot atau mikrolet. Itu membuat saya agak kagok kalau menaiki kendaraan yang penumpangnya sering terbagi menjadi 4 – 6 ini. Saya juga kurang paham tentang ongkosnya. Kadang-kadang saya bertanya pada penumpang lain, atau kepada sang supir angkotnya tentang ongkos.
            Seorang teman saya yang sehari-harinya menggunakan angkot setiap hari, mengingatkan saya supaya lebih berhati-hati saat menggunakan angkot. Bertanya tentang ongkos menunjukkan kalau saya bukanlah orang yang terbiasa melewati daerah situ dan menggunakan angkot. Ini bisa menjadi peluang bagi orang yang berniat kurang baik. Dari obrolan singkat itu, saya menyimpulkan ada beberapa tips naik angkot:

  • Percaya diri alias pede. Pede sangat penting untuk menghindari dari incaran orang-orang yang berniat kurang baik. Cara paling mudah untuk pede adalah tahu daerah situ. Cari informasinya lebih dulu lewat internet atau bertanya kepada orang yang tahu.
  • Kalau belum tahu ongkosnya berapa, berilah uang yang jumlah nominalnya kira-kira lebih besar. Ongkos akan diketahui setelah kita mendapatkan kembalian. Kalau ongkosnya terlalu mahal, barulah tanyakan.
  • Kalau sudah tahu tujuan pastinya, sampaikan dengan jelas tanpa ragu, seakan-akan kita sudah tahu daerah situ.
  • Kalau tahu tempatnya tetapi tidak tahu namanya, segera berhentikan angkot di tempat tersebut. Tentu saja dengan pede.

Suatu hari, saya berkendara menggunakan angkot di daerah Ragunan. Terus terang saya kurang mengenal daerah ini. Bisa tiba di tempat ini pun karena nebeng. Perjalanan naik angkot itu harus saya tempuh ketika akan pulang. Nah, inilah saatnya menerapkan tips yang diberikan teman saya itu.
Dengan pede saya naik ke angkot tanpa tahu tujuannya. Hmmm… Sebenarnya tujuannya bisa dilihat di bagian depan angkotnya, namun saya tidak tahu di mana tepatnya lokasi tempat itu. Sempat ragu-ragu juga saat angkot mulai berjalan. Petunjuk berupa gedung-gedung tinggi yang menunjukkan letak jalan besar juga tidak terlihat.
Tepat di saat saya berniat mau bertanya pada supir, angkot itu keluar ke jalan besar. Ada jalur TJ di jalan besar ini.
“Bang, saya turun di halte busway, ya,” kata saya dengan mantap.
Dari halte busway, saya sudah bisa menemukan jalan untuk pulang. Jaringan busway bisa dilihat di semua halte. Saya hanya tinggal menunggu dan menaiki bus yang tepat. Maka sampailah saya di rumah dengan selamat. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini