Dalam beberapa
budaya dan dalam suatu era, ada banyak nama yang sama. Kemungkinan, ada juga
orang yang namanya benar-benar sama. Orang-orang itu mungkin ada juga yang
menjadi terkenal karena prestasinya. Nah, orang-orang yang namanya sama dengan
orang terkenal ini ada juga yang terkena getahnya.
Akibat yang paling utama tentunya
dibanding-bandingkan. Entah itu prestasinya atau juga penampilannya. Mungkin
ada cukup banyak orang yang suka bila dibandingkan dengan orang terkenal. Saya,
sih, termasuk yang enggak suka dibanding-bandingkan.
Akibat berikutnya adalah dianggap
sebagai pencontek atau pembajak. Dalam era internet sekarang ini, kasus seperti
ini bahkan menjadi perbincangan di seluruh dunia. Beberapa waktu yang lalu, ada
pengguna media sosial yang akunnya dihapus karena dianggap menggunakan nama
orang terkenal. Padahal itu adalah nama yang diberikan oleh orang tuanya.
Akunnya itu dihapus oleh pengelola tanpa peringatan. Orang ini kemudian
menyampaikan keheranannya di media sosial lain. Pendapatnya ini memancing
reaksi banyak orang di seluruh dunia. Akunnya kemudian dikembalikan dalam
keadaan kosong.
Saya harus bersyukur nama saya bukan
nama pasaran. Selama ini saya belum pernah bertemu dengan orang yang namanya
persis seperti saya. Hampir semua aku saya menggunakan nama asli saya. Saya
tidak perlu berurusan dengan orang lain yang bernama sama. {ST}