“Kalo di sini, password-nya ini,” kata seorang pemudi.
Melihat saya juga sedang memegang
telepon seluler, anak tadi juga memberitahukan password-nya ke saya. Kejadian itu terjadi di lobi sebuah hotel.
“Ooo, password-nya bukan yang ini, ya?” kata saya sambil menunjuk ke
barisan angka dan huruf.
“Kalo yang itu password restoran,” jawabnya.
Password
itu saya memang dapatkan di restoran yang menjadi bagian dari hotel itu. Saya
pikir, password itu akan berlaku di
seluruh penjuru hotel. Ternyata tidak.
“Tau aja password-nya beda,” komentar saya lagi.
“Tau, dong. Kalo enggak, gimana bisa
ngupdate,” sahut anak itu lagi.
Setelah percakapan itu, kami pun
berpisah. Kami pergi ke dunia maya kami masing-masing. Duduknya, sih, sebelahan.
Wi fi saat ini sudah menjadi
“makanan pokok” sebagian orang. Rasanya hidup tak lengkap tanpa wi fi.
Syukurnya saya belum sampai segitu tergantungnya pada wi fi. Saat itu, setelah
melihat sejenak ke telepon seluler, saya pun mengalihkan perhatian saya untuk
menikmati fasilitas hotel lainnya. {ST}