Ana

Minggu, 28 Februari 2016

Kantong Plastiknya Cuma Rp 200




            Beberapa hari setelah kebijakan plastik berbayar diberlakukan, saya berbelanja ke sebuah minimarket. Di minimarket ini, harga sebuah kantong plastik adalah Rp 200. Harganya cukup murah dan sepertinya kurang efektif untuk mengurangi jumlah penggunanya. Kalau harganya suma segitu, orang tidak terlalu sayang membuang uangnya. Dengan membeli 5 lembar kantong hanya perlu keluar uang Rp 1000.
            Harga murah itu makin tidak efektif karena perubahan itu tidak diikuti dengan perubahan cara pandang para pegawai tokonya. Itu bisa dilihat dari kejadian yang saya alami baru-baru ini.
            Saat itu, saya hanya ingin membeli minuman kopi (karena ngantuk) dan tisu (karena ingusan). Kedua item yang saya beli ini segera saya bawa ke kasir. Di meja kasir ada tulisan harga kantong plastik, yaitu Rp 200.
            “Beli ini aja, Mbak? Dikantongin enggak?” tanya sang kasir, seorang perempuan muda.
            “Enggak usah dikantongin,” jawab saya sambil menyodorkan uang.
            “Harganya cuma 200, kok,” katanya dengan nada datar.
            “Enggak usah. Saya bawa aja langsung,” tanggap saya.
            Setelah itu, saya langsung pergi sambil menggelengkan kepala. Sepertinya kasir itu tidak tahu tujuan kantong plastik berbayar itu. Dia menawarkannya seperti menawarkan barang dagangan yang bisa menambah omsetnya. Padahal tujuan sebenarnya, kan, bukan itu. Tujuannya untuk mengurangi sampah plastik yang ada di dunia ini. Sebisa mungkin kurangi pengunaannya.
            Walaupun tidak lagi memperpanjang urusannya, saya sangat menyayangkan sikapnya yang kurang ramah itu. Penyebutan harga yang “cuma” Rp 200 itu bisa jadi memberi kesan seakan-akan dia mengatai pembelinya pelit, tidak mau mengeluarkan uang yang jumlahnya cuma Rp 200.  Dari sisi saya sebagai pembeli, saya memang tidak memerlukan kantong plastik karena apa yang saya beli itu segera saya gunakan beberapa detik setelah transaksi selesai. {ST}

Baca juga:
 

Popular Posts

Isi blog ini