Bus
Transjakarta telah menjadi moda transportasi yang makin banyak digunakan di DKI
Jakarta. Walaupun belum sempurna, pelayanan transportasi ini makin lama
bertambah baik. Saya cukup senang dengan pelayanan ini karena kadang-kadang
menggunakannya.
Daerah
tempat saya tinggal dilalui oleh jalur TJ. Itu makin memudahkan saya
berkendara. Untuk tempat-tempat yang tidak dilalui oleh jalur TJ, ada yang disediakan
bus feeder. Bus feeder ini mengantarkan ke beberapa titik lainnya yang tidak
dilalui jalur busway.
Untuk menaiki bus feeder ini, tadinya ada tambahan biaya. Biayanya tergantung
jaraknya. Makin jauh jaraknya, makin mahal ongkosnya. Ongkosnya itu, walaupun
lebih mahal daripada tarif bus biasanya, masih jauh lebih murah dibandingkan
naik taksi atau mobil sewaan. Cukup banyak orang yang memilih cara ini untuk
berkendara menuju tujuannya.
Awal tahun 2016 ini, saya cukup
sering berkendara menggunakan bus TJ. Hampir di setiap halte ada spanduk dan
poster yang mengumumkan bahwa tarif bus feeder
hanya Rp 3500. Hanya membayar 1 kali dan tidak membayar lagi di dalam.
Pengumuman ini juga diberitahukan oleh para petugas saat bus kecil itu datang.
Kabar ini disambut baik oleh
beberapa orang calon penumpang. Kebetulan saya dapat mendengar sorakan girang
mereka. Namun ada beberapa sungut-sungut penumpang lain pula. Mereka mengeluh
kalau itu belum terjadi. Di dalam bus kecil, masih ada “kenek yang nagih”.
Yeah, semoga saja hal ini segera dibereskan. Kalau ongkos berkendara cukup
murah dan pelayanannnya baik, tentunya akan lebih banyak orang yang akan naik
kendaraan umum dan meninggalkan kendaraan pribadinya. Semoga saja kemacetan di
Jakarta makin berkurang. {ST}