Ana

Senin, 18 Januari 2016

TV dan Radio yang Kena Sanksi




            Dalam kehebohan pemboman di sekitar Sarinah hari Kamis, 14 Januari 2016 yang lalu, banyak sekali informasi yang beredar. Informasi itu beredar makin cepat dengan banyaknya media yang ada saat ini. TV adalah salah satu media yang menjadi harapan banyak orang.
            Beberapa TV langsung membuat Breaking News. Kru TV itu melaporkan langsung dari tempat kejadian. Tentu saja tetap ada yang bertugas di studio dengan pakaian rapi. Berita-berita berkembang dengan pesat. Ada beberapa berita yang sepertinya hanya untuk membuat kehebohan dan kegaduhan bertambah. Salah satunya adalah berita tetang bom yang terjadi di beberapa tempat lain.
            Beberapa lokasi diberitakan juga ada bom yang meledak. Bahkan ada berita yang mengatakan kalau ada penembak misterius yang berkeliaran dan menembak asal-asalan. Berita-berita ini menyebar dengan bebas di media sosial, bahkan di media nasional. Ada beberapa TV yang menyiarkannya.
            Setelah dilakukan pengecekan, berita ini ternyata tidak benar. TV yang menyiarkan terkena sanksi dari KPI. Saya turut menyambut berita yang ini dengan penuh syukur. Salah satu stasiun berita itu memang gemar mengabarkan berita sensasional yang belum tentu benar. Mereka memang memiliki moto untuk menjadi yang terdepan mengabarkan. Yang penting kabarkan dulu, benar atau tidaknya belakangan. Kadang-kadang pemberitaannya ini merugikan pihak lain.
            Stasiun radio yang kena sanksi adalah stasiun radio yang memang gemar mengabarkan kabar buruk yang terjadi di negeri ini. Radio ini adalah radio yang sering didengar oleh bapak saya. Saya tidak suka sama sekali karena kabar yang mereka beritakan tidak ada gunanya sama sekali bagi kehidupan saya. Kalau sering-sering mendengar berita dari radio ini, bisa-bisa saya menjadi orang yang paranoid dan tidak berani melangkahkan kaki ke luar rumah. Mungkin itu pula salah satu sebab mengapa Papah sering sekali berprasangka pada siapa saja yang ditemuinya. Beritanya benar-benar tidak ada yang baik. Buat mereka bad news is good news. Diam-diam, saya juga bersyukur ketika radio ini kena sanksi.
            Dengan adanya sanksi ini mudah-mudahan media massa makin berhati-hati. Masyarakat Indonesia memang tidak bodoh, namun banyak yang malas untuk berpikir. Tanpa pikir panjang main forward berita aja. Kalau beritanya dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bisa menjadi masalah baru. Bisa saja menjadi fitnah, pencemaran nama baik (kalau punya nama baik), atau mungkin juga bibit perpecahan. Semoga saja ini menjadi pembelajaran baik bagi media massa maupun pembacanya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini