Di kompleks tempat saya tinggal ada
seorang tukang sate yang berjualan keliling setiap malam. Ia adalah
satu-satunya tukang sate yang berjualan berkeliling di daerah kami. Saingannya,
lebih memilih menetap di pinggir jalan. Saya lebih sering membeli sate yang
mangkal di depan apotek langganan kami.
Tukang sate keliling itu sempat
membuat kehebohan di tempat kami tinggal. Suatu malam, dia pernah tertabrak
oleh salah seorang tetangga saya. Tetangga saya itu menabraknya dengan
menggunakan motor besar. Si tukang sate sampai terpelanting dan menghantam
pintu pagar di sebelah rumah saya.
Kehebohan masih berlanjut karena
sang penabrak kemudian melarikan diri dan ngumpet di dalam rumahnya yang besar.
Yang menolong si tukang sate adalah orang-orang lain yang berada di sekitar
situ, yaitu orang-orang yang nongkrong dan beberapa hansip. Mereka membawa si
tukang sate ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan. Sementara itu,
gerobaknya dibiarkan parkir di depan rumah kami.
Saya sempat memotret keadaan gerobak
itu sesaat setelah ditabrak. Saya membagikannya dengan beberapa anggota
keluarga saya namun saya tidak tega untuk mengunggahnya ke media sosial. Gerobak
itu penyok di beberapa tempat. Bumbu satenya tumpah berantakan membasahi
gerobak dan jalan aspal di bawahnya.
Saya ingat saat itu beberapa orang
mengumpulkan uang untuk membantu pengobatan si tukang sate. Staf rumah tangga
kami, yang saya tahu keuangannya sangat terbatas, juga turut memberikan
sumbangan. Saya juga sempat memberikan sumbangan yang jumlahnya tidak terlalu
banyak. Kami semua mendoakan semoga tukang sate, yang saya lupa namanya ini,
kembali pulih dan sehat.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat
mendengar teriakan penjaja sate di depan rumah. Teriakan itu kami sambut dengan
gembira. Mamah bahkan sampai lari terbirit-birit ke depan rumah. Dia penasaran
untuk melihat tukang sate itu. Apakah benar itu tukang sate yang dulu ataukah
ada orang lain yang menggantikannya. Ternyata benar. Yang berjualan hari itu adalah
tukang sate yang dulu. Kami semua bersyukur karena lega.
Tukang sate
itu dapat kembali pulih dan berjualan lagi. Malam itu, kami tidak menambah
rezekinya dengan membeli satenya. Kami semua sudah dalam keadaan super kenyang
setelah makan. Lain kali, kami pasti akan menambahkan rezeki baginya dengan
membeli barang dagangannya. {ST}