Di kotaku, tidak ada taman yang
terkenal. Yang banyak adalah ruko dan mal. Itu adalah kalimat pembuka dari
sebuah tulisan anak yang mengikuti Konferensi Anak 2015. Saya yang saat itu
bertugas sebagai juri, memilih tulisan ini sebagai salah satu karya terpilih.
Juri-juri lainnya pun setuju untuk memilih karya anak ini sebagai salah satu
karya pilihan.
Konferensi
Anak telah berlalu, namun saya tidak pernah lupa dengan kalimat pembuka itu.
Hmmm… Jujur saja, saya lupa siapa nama anak yang mengirimkan tulisan itu. Yang
saya ingat, ia tinggal di sebuah kota di Pulau Sulawesi.
Kota tempat
tinggalnya itu sekarang telah menjadi kota besar yang berkembang pesat.
Perkembangan sebuah kota di Indonesia memang sering dinilai dengan pembangunan
fisiknya, termasuk juga ruko dan mall. Kota yang makin banyak bangunannya,
dianggap lebih maju dibandingkan dengan yang lebih banyak lahan kosongnya.
Pembangunan
fisik bangunan di negeri ini sering kali tidak memperhatikan bagian luarnya,
eksterior. Yang dianggap penting hanya bagian dalamnya. Memang bener juga sih,
bagian yang paling penting adalah bagian dalamnya. Bagian luar bisa dianggap
kurang penting, atau bahkan tidak penting. Bagian luar seperti lapangan kosong
bisa jadi akan dianggap menyia-nyiakan tempat.
Taman dan
lapangan kosong yang gunanya untuk tempat bermain anak-anak sepertinya tidak
menjadi fokus dalam pembangunan sebuah tempat. Apalagi para pembangun itu hanya
memikirkan kepentingannya sendiri, menyisakan lahan kosong adalah tindakan yang
tidak masuk akal bila ditinjau dari sisi bisnis. Kepentingan anak-anak yang
terabaikan dan tidak ada yang membela membuat pembangunan tanpa memikirkan
anak-anak itu makin menjadi-jadi.
Saya yakin,
kota dengan banyak ruko dan mal tidak hanya terjadi di kota si anak delegasi
Konfa itu. Kejadian ini terjadi hampir di seluruh kota yang tersentuh oleh
“pembangunan”. Belum banyak pemimpin kota yang menganggap taman kota itu
penting. Belum banyak itu bukan berarti tidak ada, lo. Walikota Bandung adalah
salah satu walikota yang sangat gencar membangun taman-taman di seluruh penjuru
kota yang dipimpinnnya. Untungnya lagi, dia adalah salah satu walikota yang
cukup ngetop di negeri ini. Semoga saja sepak terjangnya diikuti oleh
walikota-walikota lain di negeri ini.
Gaya hidup
masyarakat yang sekarang gemar memotret juga makin mendukung adanya taman-taman
indah dan unik sebagai latar belakang foto. Semoga saja ke depannya, taman dan
ruang bermain menjadi pemikiran para pengambil keputusan untuk membangun
kotanya. {ST}