Di akhir tahun 2015, saya mendapat
tugas menulis tentang dinosaurus. Dinosaurus, reptil bertubuh besar yang pernah
menguasai Bumi itu sekarang telah punah. Satu-satunya cara untuk menulis
pengetahuan tentang dinosaurus adalah belajar. Belajar bisa dilakukan dengan
membaca atau melihat videonya.
Dinosaurus adalah reptil. Belajar
tentang dinosaurus artinya mau tidak mau harus belajar tentang reptil. Saya
memulainya dengan belajar tentang kura-kura. Tidak banyak pengetahuan tambahan
yang saya dapat dari belajar tentang kura-kura ini. Itu karena sudah banyak
yang saya ketahui. Keluarga kami adalah penggemar kura-kura. Kami sudah
memelihara kura-kura selama beberapa keturunan.
Belajar reptil artinya belajar
tentang buaya, kadal, dan ular. Nah, yang ular ini, nih, yang perjuangan. Entah
mengapa, saya memiliki rasa permusuhan dengan ular. Mungkin itu adalah
permusuhan abadi antara perempuan dan ular seperti yang tertulis dalam kisah
Hawa di Taman Eden. Atau mungkin juga karena trauma tertentu. Yang jelas, saya
tidak suka ular. Kalau kebetulan bertemu, saya tidak bisa berjanji akan
bersikap manis seperti ketika bertemu dengan anjing. Ular kecil yang pernah
bertemu saya di halaman rumah, nasibnya sangat mengenaskan. Badannya menjadi
gepeng setelah saya gebuki dengan sapu.
Rasa jijik dan semangat menyerang
ular itu timbul juga ketika saya sedang membaca tentang reptil bagian ular.
Rasa itu makin menjadi-jadi ketika melihat gambar ular. Sampai saat ini, saya
masih menunda pelajaran tentang ular itu. Saya memilih belajar tentang reptil
yang lainnya dulu. Sepertinya makhluk tak berkaki itu tidak akan menjadi bagian
dari tulisan saya yang akan terbit di bulan Januari 2016 itu. {ST}