Ana

Sabtu, 30 Januari 2016

Membaca 15 Menit Sehari




Hari Sabtu, 23 Januari 2016 yang lalu saya bertemu dengan Bapak Wowon Hidayat. Pak Wowon adalah Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Pak Wowon hadir dalam acara yang sama dengan yang saya hadiri. Saat itu, dia menyampaikan pidato mewakili Mendikbud, Bapak Anies Baswedan.
Saat itu, saya baru tahu ternyata ada gerakan nasional membaca selama 15 menit sehari. Gerakan ini diwajibkan bagi anak sekolah dasar. Gerakan yang digagas oleh Pak Menteri ini disambut gembira oleh Pak Dirjen. Dia melaksanakan tugasnya dengan senang hati untuk menyampaikan kepada seluruh sekolah dasar di negeri ini.
Untuk mewujudkan gerakan ini ternyata tidak mudah. Selain mengubah kebiasaan, juga karena minimnya bahan bacaan. Kebiasaan membaca adalah kebiasaan baru. Generasi sebelumnya, generasi orang tua anak-anak SD itu, kemungkinan bukan orang yang terbiasa membaca, walaupun bisa membaca. Di negeri ini membaca adalah pilihan, bukan kewajiban. Dan tidak banyak orang yang memilih untuk membaca sebagai sebuah kebiasaan.
Menurut survei, orang Indonesia yang membaca perbandingannya 1 : 1000. Hanya ada 1 orang yang suka membaca di antara 1000 orang. Sangat sedikit, dan juga sangat langka. Saya termasuk orang yang cukup langka. Saya membaca setiap hari karena saya memang suka membaca.
Gerakan membaca 15 menit ini pelaksanaannya diserahkan kepada pihak sekolah. Umumnya kegiatan membaca diadakan pada pagi hari sebelum kegiatan belajar dimulai. Anak-anak boleh membaca apa saja yang mereka inginkan., tidak harus bahan pelajaran. Artinya mereka juga boleh membaca buku cerita. Dengan adanya gerakan ini anak-anak diharapkan dapat memiliki kebiasaan membaca.
Kewajiban untuk membaca telah diterapkan di beberapa negara. Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris adalah beberapa negara yang saya ingat mewajibkan warga negaranya untuk membaca. Saya rasanya pernah menuliskan di blog ini tentang kebiasaan membaca di Jepang. Pada tahun 1945, negara ini tidak kalah hancurnya dengan negara kita. Sekarang Jepang sudah jauh lebih maju dan memberi pengaruh pada dunia. Sedangkan bangsa Indonesia?
Saya yakin kebaisaan membaca akan memampukan orang untuk mengubah dunia. Membaca adalah salah satu ciri bangsa yang maju. Orang yang banyak membaca akan lebih menggunakan pikiran yang dianugerahkan padanya. Orang yang banyak membaca tentunya dapat memilih apa saja yang akan masuk ke dalam pikirannya. Orang yang banyak emmbaca akan bisa tetap merdeka dengan pikirannya yang terisi. Orang yang banyak membaca akan menjadi orang yang berguna, menjadi pemimpin bangsa, tidak cuma orang yang ikut-ikutan arus.
Saya sangat mendukung gerakan membaca 15 menit ini. Dukungan itu saya nyatakan dengan mengajak orang lain untuk menyisihkan waktunya untuk membaca setiap hari. Saya juga akan membuat banyak sekali bahan bacaan untuk anak-anak. Semoga suatu saat nanti bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memberi pengaruh baik pada dunia, sebagai akibat dari kebiasaan membaca ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini