Ana

Kamis, 21 Januari 2016

#IndonesiaBerani #IndonesiaDamai




            Beberapa hari setelah bom di dekat Sarinah, saya berusaha menghindari daerah itu. Adik saya dan beberapa kenalan juga melakukan hal yang sama. Kalau tidak penting-penting amat, kami tidak akan mendekat ke situ. Adik saya beralasan karena takut. Kalau saya, sih, enggak takut. Saya agak malas berhadapan dengan pihak-pihak berwajib yang berjaga-jaga di daerah itu dan kerumunan masyarakat yang menonton. Agak berpotensi membuat kemacetan.
            Enam hari setelah peristiwa itu terjadi, saya kembali melewati jalan yang itu. Saya menduga sudah tidak ada lagi kerumunan orang yang ingin menyaksikan tempat kejadian perkara yang terkenal beberapa hari sebelumnya itu. Saya lewat di jalan antara pusat perbelanjaan Sarinah dan Menara Cakrawala.


            Pos polisi yang menjadi tempat ledakan terjadi saat itu sudah ditutup dengan bahan pelapis berwarna merah dan putih. Di penutup itu ada tulisan #IndonesiaBerani, #IndonesiaDamai, Menuju Indonesia Baru. Tulisan ini juga terlihat muncul bergantian pada layar TV di atasnya. Saya sempat memotretnya karena saat melewati tempat itu lampu lalu lintas menyala merah. Saya harus menghentikan laju si Mocil.
            Kegiatan di daerah ini sudah kembali seperti sedia kala. Kendaraan ramai berlalu-lalang. Para pejalan kaki pun berjalan seperti biasanya. Tidak ada orang yang “menonton” TKP. Polisi yang berjaga pun jumlahnya hampir sama seperti hari-hari biasanya. Indonesia memang berani. Dan saya bersungguh-sungguh berharap Indonesia adalah negeri yang damai. Salam damai untuk Indonesia {ST}

Popular Posts

Isi blog ini