Beberapa hari setelah bom di dekat
Sarinah, saya berusaha menghindari daerah itu. Adik saya dan beberapa kenalan
juga melakukan hal yang sama. Kalau tidak penting-penting amat, kami tidak akan
mendekat ke situ. Adik saya beralasan karena takut. Kalau saya, sih, enggak
takut. Saya agak malas berhadapan dengan pihak-pihak berwajib yang berjaga-jaga
di daerah itu dan kerumunan masyarakat yang menonton. Agak berpotensi membuat
kemacetan.
Enam hari setelah peristiwa itu
terjadi, saya kembali melewati jalan yang itu. Saya menduga sudah tidak ada
lagi kerumunan orang yang ingin menyaksikan tempat kejadian perkara yang
terkenal beberapa hari sebelumnya itu. Saya lewat di jalan antara pusat
perbelanjaan Sarinah dan Menara Cakrawala.
Pos polisi yang menjadi tempat
ledakan terjadi saat itu sudah ditutup dengan bahan pelapis berwarna merah dan
putih. Di penutup itu ada tulisan #IndonesiaBerani, #IndonesiaDamai, Menuju Indonesia
Baru. Tulisan ini juga terlihat muncul bergantian pada layar TV di atasnya.
Saya sempat memotretnya karena saat melewati tempat itu lampu lalu lintas
menyala merah. Saya harus menghentikan laju si Mocil.
Kegiatan di daerah ini sudah kembali
seperti sedia kala. Kendaraan ramai berlalu-lalang. Para pejalan kaki pun
berjalan seperti biasanya. Tidak ada orang yang “menonton” TKP. Polisi yang
berjaga pun jumlahnya hampir sama seperti hari-hari biasanya. Indonesia memang
berani. Dan saya bersungguh-sungguh berharap Indonesia adalah negeri yang
damai. Salam damai untuk Indonesia {ST}