![]() |
Sumber foto: treehugger.com/Red
Bull Media
|
Saya selalu tertarik melihat
warna-warni pelangi. Saya bahkan mewarnai sebagian dinding saya dengan cat
warna-warni. Saya sendiri yang mengecatnya dengan cat air dan cat poster.
Warna-warnanya sengaja dibuat kontras. Warna solid yang kontras itu adalah
sesuatu yang indah di mata saya.
Saat membuka sebuah situs internet
yang memang sering saya kunjungi, saya berhenti di sebuah artikel yang
menampilkan foto bangunan warna-warni. Bangunan ini adalah tempat bermain skateboard yang dinding dan
langit-langitnya dicat warna-warni. Keren sekali.
Saya segera saja membuka artikel itu
dan membacanya dengan penuh semangat. Namun semangat saya agak turun ketika
selesai membacanya. Mengapa? Karena gedung tempat bermain skateboard itu dulunya adalah gereja.
Bagi sebagian orang, gereja hanyalah
sekedar bangunan. Bagi saya, gereja adalah tempat ibadah. Di tempat inilah
orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama dengan saya berdoa dan memuja
Sang Pencipta. Bagi sebagian orang lain, gedung gereja bahkan dijadikan tempat
yang suci. Kalau saya, sih, tidak memandang gereja sebagai sesuatu yang sangat
suci, namun saya berusaha menjaganya tetap bersih dan utuh.
Gedung gereja yang beralih fungsi
tentunya terjadi karena fungsi barunya itu lebih diperlukan oleh orang yang ada
di sekitarnya. Mungkin sudah tidak banyak lagi orang yang beribadah di gereja
ini. Mungkin mereka beralih keyakinan. Mungkin juga mereka tidak lagi memiliki
keyakinan. Yang jelas, gedung sebagai tempat persekutuan orang yang beriman
sama itu tidak lagi diperlukan.
Setelah saya amati, bagian interior
gereja itu memang berubah warna, namun sebenarnya tidak terlalu banyak yang
berubah. Ruang-ruang dan sudut khas gereja masih ada. Tampilan luarnya pun
masih “gereja banget”. Hanya lantainya yang dilapisi dengan sesuatu yang
memudahkan untuk bermain skateboard.
Suatu saat nanti, saya akan
berkunjung ke tempat ini dan memotret keindahannya. Saya juga akan
mengembalikan gedung ini sebagai tempat berdoa walaupun hanya sebentar. Mungkin
yang berdoa juga cuma saya seorang diri. Hmmm… Atau ada yang berminat menemani?
{ST}