Saya cukup sering
menghadiri festival yang ada di Jakarta. Selain karena suka, saya juga mencari
berita yangbisa saya tulis. Akan lebih sreg rasanya kalau artikel itu
dilengkapi dengan foto-foto yang saya potret sendiri.
Dari beberapa festival
itu, ada yang dipersiapkan dengan baik (dan berhasil baik), ada juga yang
persiapannya ala kadarnya. Persiapan ala kadarnya itu sangat kelihatan dari
kurangnya publikasi dan juga kenyamanannya. Kadang-kadang saya menduga
pengadaannya memang hanya asal-asalan demi menghabiskan anggaran.
Suatu hari, saya
mendengar berita kalau Ahok, Gubernur DKI Jakarta yang galak itu, marah-marah
kepada Kepala Dinas Pariwisata. Pasalnya karena ada banyak sekali festival dan
acara wisata di Jakara, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Acara-acara berbiaya mahal itu dianggap membuang-buang uang saja.
Mendengar hal itu, saya
jadi teringat pada pengalaman saya mendatangi aneka festival, pameran, dan acara
wisata di Jakarta. Saya akui, memang cukup banyak acara yang diadakan hanya
seadanya. Orang-orang yang datang kebanyakan hanya pegawai pemerintah, yang
artinya pihak penyelenggara. Bisa dimaklumi kalau tidak banyak masyarakat yang
tahu, wong publikasinya super minim.
Saya tidak tahu apa yang
terjadi setelah Ahok marah-marah. Apakah orang-orang yang berwenang akan
memperbaiki kinerjanya atau malah berhenti mengerjakannya. Ya, selain suka
marah-marah, Ahok dikenal suka memecat orang yang kinerjanya tidak baik. Dengan
dipecat, tentu saja ia berhenti mengerjakan pekerjaannya.
Dengan adanya perhatian
dari pemimpin tertinggi di daerah khusus ibu kota ini, saya berharap festival
yang diadakan makin baik persiapannya dan digarap dengan baik. Sayang juga,
kan, menghamburkan uang rakyat untuk sesuatu yang tidak terlalu berguna. {ST}