Ketika ikut mendampingi
Konferensi Anak Indonesia 2015, delegasi Konfa beberapa kali mengunjungi
fasilitas umum. Yang namanya fasilitas umum, tentu saja digunakan oleh umum.
Ada beberapa orang pengguna lain yang tidak kami kenal. Pertemuan itu mau tidak
mau membuat kami harus berinteraksi.
Beberapa orang yang saya
temui di fasilitas umum, sangat terlihat kalau mereka tidak suka pada anak
kecil. Walaupun mulutnya tak bersuara, ekspresi wajahnya menunjukkan hal itu
dengan jelas. Beberapa bahkan ada yang melambaikan tangannya seperti hendak
menghalau rombongan anak-anak kecil peserta Konfa 2015 itu. Kesannya kehadiran
anak-anak kecil itu sangat mengganggu.
Saya mengenal beberapa
orang yang memang tidak suka dengan anak kecil, apalagi yang dianggap rewel.
Bukanlah hal yang mengagetkan ketika bertemu om-om berpakaian kantoran yang
menunjukkan ketidaksukaannya bertemu dengan anak-anak. Saya juga maklum saja bila
ada tante-tante wangi bersasak tinggi yang memonyongkan wajahnya ketika
segerombolan anak kecil lewat di depannya.
Yang saya agak gagal paham adalah seorang ibu muda yang memandang dengan
tatapan murka pada anak-anak yang lewat itu. Padahal tak jauh dari situ ada
seorang anak, yang saya yakin sekali kalau itu anaknya. Wajahnya mirip. Anak
ini rewel dan manja di pelukan pengasuhnya. Anak ini bisa dikategorikan
nyebelin. Suaranya bising banget. Hmmm… Sepertinya saya enggak perlu paham juga
sih alasan si ibu muda itu menatap murka. Sama sekali bukan urusan saya. Urusan
saya adalah menjauhkan anak-anak rombongan Konfa dari orang yang seperti ini. {ST}