Ana

Sabtu, 28 November 2015

Taksi Enggak Jelas yang Supirnya Baik




            Suatu hari, saya berkendara menggunakan bus TJ. Bus itu penuh sekali. Jalanan pun macet. Akhirnya saya menyerah dan keluar di halte yang masih jauh dari rumah saya. Saya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi.
            Saat itu kesehatan saya belum sepenuhnya pulih. Badan saya makin lemas karena rasanya oksigen di dalam bus sangat kurang. Dengan melangkah gontai saya keluar dari halte dan menanti taksi yang lewat.
            Begitu melihat ada taksi putih, saya segera melambaikan tangan untuk memanggilnya. Saya langsung naik saja tanpa melihat-lihat lagi taksi apakah itu. Ternyata merk taksi itu tidak jelas. Saya belum pernah mendengarnya. Hmmm… Sebenarnya saya sudah pernah melakukan kesalahan seperti ini dulu. Rasanya ceritanya sudah pernah saya posting di blog ini. Kali ini, saya mengulanginya lagi.


            Namun ada yang berbeda dari kisah yang kali ini. Supir taksi yang ini ramah dan baik, menurut saya, sih. Dia mengambil jalan lain yang lebih lancar dibandingkan dengan jalan utama. Di jalan yang lancar rasanya lebih rela untuk membayar argo taksi.
            Kalau dipikir-pikir dan diingat-ingat, sebenarnya supir taksi yang dulu juga melakukan hal yang hampir sama. Dia mau mengambil jalan yang berbeda daripada yang saya tunjukkan. Saya keberatan karena jalan itu tidak umum dilalui, atau lebih tepatnya saya yang tidak terbiasa. Bedanya saat itu banyak pemberitaan kurang baik tentang taksi, ditambah lagi pesan-pesan dari adik saya yang menjadi pengguna setia taksi. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini