Ana

Senin, 09 November 2015

Mengetik 10 Jari




            Saya pertama kali mengetik dengan 10 jari pada waktu SMP. Saya agak lupa apakah itu saat ekskul atau pelajaran tambahan. Yang jelas belajarnya menggunakan mesin tik yang bunyinya tik tik tik. Bapak yang mengajarnya sudah agak tua dan berkacamata.
            Bapak itu dengan sabar membimbing murid-muridnya. Dia berkeliling memantau jari-jari kami apakah sudah berada di tombol yang tepat. Yang saya ingat, latihan pertama kami adalah mengetik FJ. Huruf F dan J adalah huruf yang diketik dengan jari telunjuk. Setelah itu baru berlanjut ke huruf-huruf lainnya.
Salah satu huruf yang paling susah diketik adalah huruf A. Huruf ini harus diketik dengan jari kelingking sebelah kiri. Sebelum mengenal papan ketik, jari kelingking sebelah kiri ini adalah jari yang paling jarang saya gerakkan. Digunakan untuk ngupil pun tidak. Wong hidung saya besar gini, jempol pun bisa digunakan untuk ngupil. Ngapain pake kelingking  hehehe…  Alhasil, jari kelingking saya itu sakit sekali rasanya kalau habis pelajaran mengetik. Apalagi huruf A adalah huruf yang paling sering digunakan dalam bahasa Indonesia.
            Saya belajar mengetik dengan bersemangat. Rasanya seperti menemukan mainan baru. Saat itu sepertinya adalah salah satu titik kehidupan saya di mana saya menemukan sesuatu yang baru yang saya sukai. Dengan mengetik, saya bisa menuangkan pikiran saya. Saya bukanlah orang yang fasih ataupun gemar bicara. Menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan adalah sesuatu yang melegakan dan sangat saya syukuri.
            Dengan berjalannya waktu, saya sudah cukup sering mengetik. Saya menggunakan sebagian besar pelajaran yang saya terima saat SMP itu. Saya merasa cukup fasih mengetik. Dengan pede saya bisa menjawab ya kalau ada yang menanyakan apakah saya bisa mengetik 10 jari. Sampai akhirnya, pada suatu sore saya mengamati jari-jari saya… Ternyata saya tidak mengetik dengan 10 jari. Saya hanya mengetik dengan 9 jari, kadang-kadang 8.
            Saya sudah cukup mengenal letak tombol-tombol di papan ketik. Kadang-kadang, saya bisa mengetik perlu melihatnya. Saya memilih melihat ke layar monitor dan memusatkan pikiran pada apa yang mau saya ketik. Sore itu, saya memilih mengamati jari-jari saya. Ternyata, saya hampir tidak pernah menggunakan jari kelingking tangan kanan.
            Jari kelingking tangan kanan digunakan untuk mengetik tanda titik dua (:) dan beberapa simbol yang memang tidak terlalu sering saya gunakan. Tombol-tombol lain saya tekan menggunakan jari saya yang lain terutama jari telunjuk dan jari tengah. Itu sebabnya jari yang saya gunakan tidak berjumlah 10.
            Apakah saya akan kembali menggunakan 10 jari? Ya, saya memang mencobanya ketika mengetik catatan ini. Tetapi… Kok, rasanya agak kagok lagi ya? Ketika paragraf terakhir ini diketik, saya hanya menggunakan 8 jari saja. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini