Tahun 2015 ini, Konferensi Anak
Indonesia diadakan tanggal 3 – 6 November 2015. Ada 31 orang anak yang diundang
untuk mengikuti konferensi di Jakarta. Tiga puluh orang anak itu dipilih
berdasarkan tulisan yang mereka kirimkan ke redaksi Majalah Bobo. Tahun ini,
tema yang diangkat adalah Aku dan Kotaku.
Tahun ini adalah pertama
kalinya saya turut berperan serta sebagai juri Konferensi Anak
Indonesia. Saya dan teman-teman harus memilih 80 karya terbaik
dari 2988 naskah yang terkirim. Dari 80 orang itu, ada 30 yang akan diundang
untuk berkoferensi di Jakarta. Yang lainnya akan mendapatkan sertifikat dan
penghargaan.
Ada yang istimewa dari Konferensi
Anak Indonesia kali ini. Salah satu peserta yang karyanya terpilih
adalah seorang tunanetra, namanya Hafidz. Dia menuliskan karyanya dalam huruf
Braille. Kami, para juri, membaca terjemahannya yang sudah diketik rapi. Anak
ini kemudian diundang pula untuk mengikuti konferensi. Itu sebabnya ada 31
delegasi yang ikut. Hafidz adalah nomor 31.
Anak-anak yang dipilih
itu diundang ke Jakarta dan dikarantina. Selama 4 hari mereka tidak boleh
bertemu dengan keluarga. Mereka hanya boleh bergaul dengan sesama delegasi dan
kakak-kakak fasilitator. Selama 4 hari ini pula ada rangkaian acara yang harus
mereka ikuti. Saya ikut dalam beberapa acaar mereka.
Banyak sekali kesan yang
saya dapatkan dengan mengikuti Konfa kali itu. Sebagai orang dewasa saja,
pengalaman ini sangat berkesan. Apalagi bagi anak-anak yang baru pertama kali
ke Jakarta. Beberapa pengalaman berkesan itu akan saya bagikan di blog ini. {ST}