Apakah ada yang tahu
kalau Jakarta itu kota yang ramah dan layak anak? Rasa-rasanya belum banyak
yang tahu. Mungkin karena kenyataannya tidak demikian. Jakarta masih menjadi
kota yang tidak ramah dan tidak layak bahkan bagi orang dewasa sekalipun.
Papan besar bertulisan “Jakarta
Kota Ramah Anak dan Layak Anak” terlihat di depan Balai Kota Jakarta, tak jauh
dari halte bus. Sepertinya ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh Pemkot DKI
Jakarta. Di papan yang sama, ada tulisan “Kita wujudkan anak yang bahagia dan
sejahtera melalui kota modern yang tertata rapi, hunian yang manusiawi yang
terbebas dari tindak kekerasan, diskriminatif, dan eksploitasi di semua bidang
kehidupan agama, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.”
Untuk mencapai tujuan yang
ditulis dengan kalimat super panjang ini, perlu kerja sama dari banyak pihak.
Bisa dibayangkan bagaimana susahnya mengubah kebiasaan orang yang sudah
terbiasa mengabaikan anak-anak. Agak lebih susah lagi karena sang kepala daerah
DKI Jakarta ini banyak tidak disukai orang. Saya, sih, sangat mendukung tujuan
ini.
Di sisi lain papan yang
sama, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk membuat kota Jakarta
ramah anak dan layak anak. Tindakan-tindakan itu diperjelas dengan gambarnya
dan tanda stop. Beberapa tindakan itu antara lain stop penjualan bayi, stop
pelibatan anak dalam kegiatan politik, dan stop anak terlantar.
Papan pengumuman dan
kalimat panjang itu menurut saya sama sekali tidak cukup untuk mengubah kota
besar seperti Jakarta ini untuk berubah. Harus ada sesuatu yang lain yang
dilakukan, dalam segala bidang. Hmmm… Sepertinya, saya bisa turut berperan
dalam hal ini. Kegiatan sehari-hari saya bersentuhan dengan anak-anak. Itu
adalah kesempatan untuk ikut berpersan membuat kota tempat tinggal saya ini
menjadi kota yang ramah anak dan layak anak. {ST}