Ana

Sabtu, 21 November 2015

Hanya 2 Universitas Akreditasi A di Luar Jawa




            Saya agak prihatin membaca artikel tentang pendidikan di Indonesia. Pada artikel itu disebutkan hanya ada 2 universitas berakreditasi A di luar Pulau Jawa. Selebihnya, termasuk universitas tempat saya belajar, ada di Pulau Jawa.
            Sebenarnya hal ini sudah saya ketahui sejak lama. Itu pula sebabnya saya pindah tempat tinggal ke Jakarta. Awalnya untuk sekolah di sekolah yang lebih baik daripada di kota tempat saya dibesarkan, Palangkaraya. Tetapi entah mengapa, ketika kenyataan itu ditulis dalam berita, rasanya kaget juga.
            Pulau Jawa hanya sebagian kecil dari wilayah Indonesia, tetapi penduduknya paling padat. Di pulau inilah kegiatan pemerintahan dan bisnis terpusat. Di pulau inilah saya tinggal selama bertahun-tahun. Di pulau inilah tempat saya mencari nafkah dan mengukir sejarah.
            Dapat dibayangkan dengan sangat sedikitnya lembaga pendidikan berakreditasi A, sangat sedikit pula orang yang mendapatkan pendidikan tinggi dengan akreditasi A. Kalau mau mendapatkan kualitas lebih baik, harus hijrah ke Pulau Jawa, seperti yang saya lakukan. Nah, orang-orang ini tidak semuanya memiliki panggilan hati untuk kembali dan membangun daerah asalnya.
            Ini bukan ngomongin orang, lo. Ini tentang saya sendiri. Bertahun-tahun lamanya saya tidak merasakan panggilan untuk kembali dan membangun tanah kelahiran saya. Selain karena mikirin diri sendiri, saya juga tidak mau kembali sebagai anak bawang. Anak bawang yang mengandalkan popularitas leluhur untuk mendapatkan kedudukan.
            Sampai sekarang, sebenarnya saya belum memberikan tindakan nyata untuk daerah tempat saya berasal. Belum tahu juga bagaimana caranya. Kalau sekedar kembali tanpa berbuat sesuatu yang berarti, mendingan enggak, deh. Ntar malah membuat malu keluarga dan menjadi beban baru. Saya juga malu kalau kerjanya enggak bener.
Kakak saya sudah melakukan sesuatu. Dengan keahlian dan pengalamannya, dia menjadi dosen tamu di sebuah universitas. Kakak saya adalah sarjana pertambangan lulusan luar negeri dengan pengalaman kerja di berbagai tipe tambang selama bertahun-tahun. Pengalamannya menajamkan pendidikannya. Pendidikan dan pengalamannya itu sudah cukup untuk menyebut dia sebagai seorang ahli.
Kalau adiknya? Hmmm… Saya belum dapat dikatakan ahli dalam pekerjaan saya yang sekarang ini. Saya bahkan baru dalam tahap awal menggeluti pekerjaan ini. Jurusan yang saya ambil saat kuliah dengan pekerjaan saya sangat berbeda, baik itu pekerjaan saya lalu maupun yang sekarang. Benar-benar belum dapat dikatakan sebagai ahli.
Salah satu jalan yang saya pikirkan adalah melalui internet, online. Selama ini saya cukup sering membagikan pengetahuan saya melalui internet. Melalui internet, saya juga bisa mendapatkan banyak hal. Saya bisa belajar banyak hal. Semoga saja saya menemukan jalan untuk dapat turut membangun daerah asal saya, Kalimantan Tengah. Ntar kalau sudah ketemu, pasti dibagikan melalui blog ini. Tunggu tanggal mainnya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini