Setelah mengunjungi rumah
susun Kebon Kacang, delegasi Konferensi Anak Indonesia berkunjung ke Grand
Indonesia, sebuah pusat perbelanjaan mewah di pusat Jakarta. Anak-anak ini
berjalan bersama kelompoknya yang didampingi oleh seorang liaison officer (LO). Masing-masing kelompok berangkat dari titik
temu yang sama kemudian mengikuti rute yang berbeda. Kelompok-kelompok ini akan
bertemu lagi di titik temu pada jam yang dijanjikan.
Saya mengikuti salah satu
kelompok yang kebetulan nama anak-anaknya berawal dari huruf A. Kak Ana (walaupun
nama aslinya diawali dengan huruf S) dengan segera menjadi bagian dari
anak-anak kecil itu. Kami menjelajahi pusat perbelanjaan itu bersama-sama.
Dari beberapa anak di
kelompok itu, ada yang sudah pernah, ada juga yang belum pernah ke tempat ini. Anak-anak
yang berasal dari luar Jakarta sudah pasti belum pernah ke tempat ini. Ada yang
memandang sekeliling dengan penuh minat, ada juga yang bosan. Sudah bisa
ditebak kalau yang bosan adalah anak yang berasal dari Jakarta.
Kelompok yang saya ikuti
itu beberapa kali menggunakan eskalator. Reaksi setiap anak berbeda-beda ketika
berhadapan dengan tangga berjalan ini. Ada yang takut, ada yang biasa saja, ada
juga yang menjadikannya mainan. Beberapa anak cowok menjadikannya mainan dengan
berjalan turun ke bawah pada eskalator yang berjalan ke atas.
Kecepatan berjalan
kelompok yang saya ikuti ini tidak sama. Ada seorang anak yang selalu berjalan
paling depan. Beberapa anak berjalan dengan kecepatan sedang. Ada juga anak
yang berjalan sangat lamban dan sering mampir karena teretarik melihat
pemandangan sekitarnya.
Setelah beberapa waktu, saya memilih mendampingi anak yang berjalan paling
cepat di depan. Selain khawatir kalau anak itu hilang, anak itu juga
mengingatkan pada diri saya sendiri. Saya sering berjalan jauh lebih cepat
ketika berjalan dengan rombongan (terutama bersama cewe-cewe mall). Kecepatan
normal saya ketika berjalan memang cenderung lebih cepat, saya juga kurang
tertarik dengan pemandangan di dalam mall.
Pemandangan yang kami lihat adalah tempat makan, tempat bermain, dan juga
toko-toko. Hampir semua anak tidak ada yang tertarik pada toko-toko di sana.
Mereka menunjukkan ketertarikan ketika melihat tempat bermain anak-anak yang
berada di dalam pusat perbelanjaan itu. Beberapa anak terlihat berwajah “mupeng”
ketika melihat beberapa anak lain yang sedang memainkan permainan berbayar itu.
Mereka tidak diagendakan untuk bermain di sini. Kali ini tema permainan kami
adalah bermain di luar ruang. Pemandangan itu hanya diperlihatkan sebagai
pembelajaran bagi mereka.
Tak jauh dari arena bermain itu, ada toilet yang didesain dengan nuansa
anak-anak. Toilet perempuan didesain dengan manis. Kami sempat mampir ke sini.
Beberapa anak segera mencuci tangan tanpa disuruh. Ada juga yang pipis. Ada
juga yang foto-foto.
Kunjungan ke Grand Indonesia itu hanya berlangsung sebentar. Waktu yang
sudah menjelang tengah hari menandakan waktunya makan telah tiba. Anak-anak
delegasi Konferensi Anak Indonesia segera kembali ke bus untuk makan siang. {ST}