Saya adalah orang yang cukup sering
berkunjung ke museum. Kadang-kadang, saya datang sendiri saja. Berkunjung ke
museum bagi saya sama artinya seperti berkunjung ke mall bagi para fashionista.
Beberapa museum yang saya kunjungi
dapat dimasuki secara gratis. Ada beberapa pula yang harus membayar. Harga
tiket masuknya biasanya tidak terlalu mahal. Beberapa bahkan ada yang lebih
murah dibandingkan dengan tarif parkir.
Salah satu contohnya adalah Museum
STOVIA. Museum yang terletak di Jalan Kwini ini harga tiket masuknya hanya Rp
2000. Tiket dapat dibeli di loket dekat pintu masuk. Dalam museum yang menjadi
sejarah dalam dunia kedokteran Indonesia ini, sangat banyak informasi yang bisa
didapat.
Saya sering bertanya-tanya mengapa
harga tiket yang ditetapkan segitu murahnya. Apakah maksudnya supaya semua
orang dapat masuk dan menikmati isinya? Rasanya enggak juga. Dengan harga yang
murah, bahkan gratis pun, tidak banyak orang yang mau masuk ke museum. Untuk
biaya pemeliharaan? Nah, yang ini lebih tidak masuk akal lagi. Dengan jumlah
pengunjung yang tidak banyak dikalikan dengan harga tiket, sudah dapat ditebak
kalau pemasukan itu tidak cukup untuk biaya pemeliharaan.
Terlepas dari pertimbangan apa yang
digunakan untuk menetapkan harga tiket masuk museum, saya dapat menerimanya
dengan penuh syukur. Dengan biaya yang tidak terlalu besar, saya bisa menikmati
beberapa museum yang bisa menambah wawasan saya. {ST}