Belum lama ini saya bepergian
menggunakan kereta api. Perjalanan itu cukup nyaman dan menyenangkan. Pergi
bersama dengan teman-teman membuat perjalanan itu bertambah seru. Selain itu,
kondisi kereta api dan stasiun yang bersih menambah kenyamanan perjalanan dari
Jakarta ke Jogja itu.
Perbaikan di kereta api itu menjadi
perbincangan dalam beberapa kesempatan. Entah itu di rapat redaksi untuk
menentukan tema tulisan, sampai di obrolan gak resmi di pinggir jalan.
Kebanyakan dari kami (saya dan teman ngobrol), mengapresiasi kemajuan dan
perbaikan yang terjadi dalam pengelolaan kereta api.
Dulu,
kebiasaan naik kereta api di Indonesia sangat mengerikan. Manusia pengguna
kereta api bisa berlaku seenaknya saja. Kelakuan itu bisa dilihat dari stasiun
sampai perjalanan di atas rel. Stasiun yang jorok bukanlah sesuatu yang asing
di Indonesia. Penumpang yang naik di atas atap kereta api adalah pemandangan
biasa. Begitu pula halnya dengan pedagang asongan yang berkeliaran dengan bebas
di lorong-lorong kereta. Calo berkeliaran dengan bebas menawarkan barang
dagangannya.
Sekarang,
kebiasaan itu hampir tidak terlihat lagi. Penumpang yang berkeliaan di stasiun
cukup tertib. Penumpang yang duduk di atap kereta sudah tidak ada lagi. Gerbong
kereta bebas dari pedagang asongan. Yang paling menyenangkan adalah toiletnya
yang bersih, baik di stasiun maupun di kereta.
Mengubah
kebiasaan memang tidak mudah. Hanya sekedar himbauan tidak akan mempan untuk
mengubah kebiasaan rakyat Indonesia yang sebagian sangat bebal. Isu keselamatan
diri bukanlah isu yang laku dijual. Kebanyakan orang Indonesia tidak terlalu
peduli tentang keselamatan diri. Bahkan cukup banyak orang yang merasa makin
keren kalau menantang bahaya.
Mengubah
kebiasaan penumpang kereta api juga tidak mudah. Beberapa waktu yang lalu,
bahkan ada kebijakan agak aneh yang diberlakukan di negeri ini. Penumpang
kereta api yang naik ke atap kereta akan disetrum atau disemprot dengan cat.
Kebijakan ini membuat sebagian orang takut. Jadi, takutnya itu bukan karena
takut jatuh, tetapi karena takut disetrum atau takut kena cat. Ajaib juga yah
cara pandangnya.
Yang jelas,
perkembangan kereta api saat ini patut diapresiasi dan layak disyukuri. Semoga
saja keteraturan dan kebersihan ini awet walaupun pemimpinnya sudah bukan lagi
yang ini. {ST}
Ternyata,
saya pernah beberapa kali menulis tentang kereta api. Ini dia tulisannya: