Ana

Rabu, 21 Oktober 2015

Konyol Juga Rasanya Mengirim Oksigen ke Paru-Paru Dunia




            Pencemaran akibat asap di Kalimantan sudah sangat kelewatan. Udara sudah sangat tidak sehat untuk dihirup. Banyak orang, terutama anak-anak kecil yang menderita ISPA. Mereka diberikan obat yang harus diminum. Namun sebenarnya obat paling mujarab untuk ISPA adalah oksigen segar.
            Warga Kalimantan perlu oksigen, dan oksigen itu tidak gratis. Oksigen itu sudah dikemas dalam bentuk tabung dan harus dibeli. Harganya tidak murah, lo. Sekaleng kecil, dulu harganya Rp 20-an ribu. Saat ini, ada yang mengatakan harganya mencapai Rp 40-an ribu. Berapapun harganya, tetap saja mahal. Oksigen seharusnya bisa didapatkan secara gratis oleh seluruh makhluk hidup di Bumi ini.
            Oksigen tabung agak susah ditemukan di Kalimantan. Di Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah, yang pencemaran udaranya cukup parah, tabung oksigen sudah lama habis.  Beberapa kerabat saya memberitahukannya karena mereka memerlukannya. Adik saya yang sempat singgah ke sana di minggu kedua bulan Oktober juga membuktikannya. Oksigen tabung sudah tidak ada lagi di apotek dekat rumah kami.
            Adik saya yang sempat menjadi relawan pendamping dokter itu mengatakan kalau orang-orang di Palangkaraya sangat perlu oksigen kaleng. Dia menanyakan informasi bagaimana mendapatkan barangnya. Saya mencoba membantu menanyakannya dengan beberapa kenalan saya. Saya menanyakan kepada teman yang punya apotek dan teman-teman yang saya kenal di dunia retail.
            Dalam keadaan normal, di mana oksigen bisa didapatkan dengan bebas, oksigen kaleng bukanlah barang yang laku. Sudah bisa ditebak kalau oksigen kaleng adalah barang slow moving yang keberadaannya di rak pajang hanya demi kelengkapan saja. Sudah bisa ditebak pula kalau teman-teman saya tidak memantau ketersediaan barangnya di pasar. Agak beda dengan minyak goreng, ayam goreng, atau buku tulis.
            Oksigen kaleng ini rencananya akan dibeli dalam jumlah banyak di Jakarta. Setelah itu baru dikirm ke Palangkaraya, entah dengan cara apa. Yang jelas, tabung oksigen ini tidak bisa dibawa dengan menggunakan pesawat terbang. Cara pengirimannya masih dalam tahap mencari info, sama seperti memantau ketersediaan stoknya. Saya juga turut membantu sebisa mungkin. Rasanya agak konyol juga mengirim oksigen kaleng ke pulau yang dikenal sebagai paru-paru dunia. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini