Ana

Senin, 19 Oktober 2015

Jakarta Siaga 1 Karena Sepak Bola




            Entah mengapa para penonton pertandingan sepak bola di negeri ini sering membuat kerusuhan. Kalaupun tidak rusuh dan membuat kerusakan, biasanya ada kericuhan berupa pertengkaran. Seakan-akan ini adalah tradisi. Tradisi yang sangat bertentangan dengan sportivitas.
            Kericuhan itu biasanya berawal dari suporter yang tidak terima ketika kesebelasan yang dibelanya kalah. Kadang-kadang juga hanya karena saling ledek-ledekan. Kalau dipikir-pikir, sebabnya sangat kekanak-kanakan dan tidak masuk akal.
            Walaupun tidak terlalu suka nonton pertandingan sepak bola, saya sangat mendukung diaadakannya kompetisi dan aneka kejuaraan di negeri ini. Kompetisi akan membuat para pemain dan klub-klubnya berjuang untuk menjadi yang terbaik. Sportivitas akan terpupuk. Saya meyakini, lebih banyak orang yang sportif, dunia ini akan menjadi lebih baik.
            Bagi saya, nonton sepak bola adalah hiburan. Apalagi kalau pemainnya ganteng-ganteng hehehe… Kalah atau menang tidak terlalu saya permasalahkan. Kalaupun klub yang saya dukung kalah, mungkin saya akan kecewa. Namun kekecewaan saya itu tidak cukup membuat saya melakukan kerusuhan.
            Mungkin agak berbeda dengan yang sudah biasa berlaku rusuh dan seenaknya sendiri. Dipancing sedikit saja sudah langsung terpicu emosinya. Makin berlanjut karena yang terpicu emosinya tidak hanya 1 orang, tetapi sekelompok orang itu. Itu sebabnya para aparat berjaga-jaga bila ada pertandingan sepak bola. Itu pula yang terjadi di Jakarta pada hari Minggu, 18 Oktober 2015 yang lalu.
            Aparat keamanan di Jakarta berjaga-jaga dan siaga. Kabarnya mereka menetapkan status siaga 1 di DKI Jakarta. Agak heboh juga, ya. Sebagai warga Jakarta, saya jadi agak paranoid, mengapa pula mereka sampai harus menentapkan status itu. Seakan-akan situasi sudah sangat gawat, seperti ketika bencana melanda.
            Di media sosial beredar foto yang juga menyinggung tentang status siaga 1 karena sepak bola ini. Foto itu menggugat karena status siaga 1 tidak kunjung ditetapkan untuk daerah-daerah yang terkena dampak asap. Padahal di daerah ini, cukup banyak rakyat Indonesia yang terganggu kesehatannya. Miris juga ya…
Beberapa orang  mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya di media sosial. Saya juga kecewa, sih. Menurut saya, antisipasi permainan sepak bola tidak seharusnya sampai mengakibatkan siaga 1. Nyawa orang yang terkena bencana asap lebih penting daripada tindakan ugal-ugalan orang yang tidak bertanggung jawab.
Setelah saya pikir-pikir, sepertinya pejabat setempat yang kurang peduli dengan nasib warganya. Pejabat di DKI Jakarta menetapkan siaga 1 tentunya sebagai tindakan pencegahan dan juga kesiagaan menghadapi situasi terburuk. Pejabat di daerah yang terkena asap, sepertinya tidak terlalu memikirkan warganya. Bahkan ada kabar yang mengatkan salah seorang walikota yang kotanya terpapar asap paling parah malah tidak berada di tempat saat musibah melanda warganya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini