Ana

Selasa, 20 Oktober 2015

Berkeluarga (?)




            “Kamu sudah berkeluarga?” tanya beberapa orang yang saya temui.
            Saya paham apa yang dimaksudnya sebenarnya menanyakan apakah saya sudah menikah atau belum. Bertahun-tahun yang lalu, saya pernah mempertanyakan hal ini. Mengapa tidak langsung saja menanyakan saya sudah menikah atau belum.
            Menurut almarhumah Eyang, menanyakan langsung tentang status pernikahan orang itu tidak sopan. Pertanyaan sudah berkeluarga atau belum itu menghaluskan makna supaya orang tidak tersinggung. Pada saat itu, saya gagal paham.
            Menurut saya, tidak ada yang salah dengan menanyakan sudah menikah atau belum. Menggunakan kata “berkeluarga” maknanya malah menjadi kurang jelas. Berkeluarga artinya memiliki keluarga. Bukankah hampir semua manusia di dunia memiliki keluarga? Manusia pertama pun punya keluarga.
            Pada bulan Oktober yang juga adalah bulan keluarga di GKI Kwitang ini, saya agak terperanjat ketika seorang pendeta juga menggugat tentang kata “berkeluarga” dalam khotbahnya. Dia berpendapat sama seperti saya. Semua manusia itu berkeluarga. Semua manusia dilahirkan dalam keluarga. Walaupun dalam perkembangannya mungkin dia tidak mengenal keluarga kandungnya, tetap saja dia dilahirkan dari manusia. Manusia yang adalah keluarganya.
            Dalam tahun-tahun pertumbuhan saya, saya sudah kehilangan kekritisan tentang kata “berkeluarga” ini. Ketika ada orang yang menggunakannya, saya langsung dapat paham apa maksudnya, walaupun sebenarnya tidak tepat. Saya juga agak malas membahas dengan orang yang bertanya mengapa sampai saat ini saya belum juga “berkeluarga”. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini