Pertengahan bulan Oktober
2015 bukanlah masa yang tepat untuk berada di Palangkaraya. Saat itu, kota ini
sudah dikepung asap selama lebih dari 3 bulan. Kualitas udara sangat buruk.
Asap bakaran itu bahkan sudah tidak lagi berwarna putih. Asapnya sudah menjadi
kuning.
Asap kuning itu membuat
napas sesak dan mata pedih. Udara sangat tidak sehat untuk dihirup. Banyak
sekali orang yang menderita ISPA. Oksigen sangat diperlukan di kota tempat saya
dibesarkan itu. Walaupun tidak berada di sana, saya dapat merasakan bagaimana
menderitanya tinggal di tempat seperti itu.
Beberapa orang yang saya
kenal memiliki inisiatif untuk membuka rumah oksigen. Orang-orang yang
memerlukan oksigen, bisa datang ke tempat ini untuk menghirup udara segar.
Karena oksigen bersih itu jumlahnya terbatas, maka diutamakan untuk anak-anak
balita, ibu hamil, dan orang tua.
Asap kuning itu biasanya
muncul siang menjelang sore hari. Sepertinya pada saat itu sisa-sia pembakaran
lebih banyak yang diterbangkan udara. Berita dan cerita tentang asap kuning ini
sering sekali menghiasi media sosial. Hampir semua orang tidak bisa berbuat
apa-apa ketika asap kuning ini datang. Hanya Tuhan yang bisa, dengan jalan
mendatangkan hujan lebat. {ST}