Belum lama ini dunia maya dihebohkan
dengan pernikahan pasangan sesama jenis di Bali. Berita itu disebarkan lengkap
dengan fotonya. Terlihat ada 2 orang pria yang sedang sungkem pada sepasang
orang tua. Di lain foto terlihat kemesraan kedua pria itu di hadapan seorang “pendeta”
berpakaian khas Bali. Berita ini memancing banyak komentar, termasuk juga dari
saya.
Saya termasuk orang yang belum bisa
menerima dengan baik adanya pernikahan sesama jenis. Saya tahu, memang ada
orang-orang yang dilahirkan dengan orientasi seksual yang tidak biasa. Berita
itu sudah lama saya ketahui, dan itu terjadi di luar negeri, bukan di negara
yang telah saya tempati hampir seumur hidup ini. Selama ini, kalaupun ada orang
yang tertarik dengan sesama jenisnya, mereka tidak menikah.
Selama ini saya pengertian saya
tentang pernikahan adalah bersatunya lelaki dan perempuan dalam sebuah ikatan.
Dalam agama yang saya anut, pernikahan adalah bersatunya 1 orang lelaki dan 1
orang perempuan sampai maut memisahkan mereka. Dalam agama lain ada juga yang
menganut kepercayaan berbeda, di mana 1 orang lelaki menikah dengan beberapa
orang perempuan atau sebaliknya. Yang pasti, pernikahan itu terjadi karena ada
persatuan 2 makhluk berbeda jenis kelamin dari spesies yang sama.
Kedua pasangan sesama pria itu
nampaknya memeluk kepercayaan yang berbeda dengan saya. Pada dasarnya, saya
tidak keberatan dan memiliki toleransi cukup tinggi pada orang yang memiliki
kepercayaan berbeda. Namun, yang ini adalah sesuatu yang baru bagi saya. Saya
masih belum tahu apakah saya hanya sekedar belum dapat menerima, atau tidak
akan pernah menerimanya. Yang jelas, saya sih tidak suka. {ST}