Sudah sejak lama permusuhan berlatar
perbedaan agama mewarnai kehidupan manusia. Permusuhan yang menimbulkan
kebencian berkepanjangan dan hanya kuasa Tuhan yang dapat menyelesaikannya.
Sampai sekarang, kebencian itu juga masih ada di bumi ini.
Saya sebagai seorang beragama
Kristen yang menganut kepercayaan berdasarkan kasih, kadang-kadang agak
terganggu dengan orang-orang yang menebarkan kebencian namun tetap mengaku
Kristen. Yang paling mengganggu bagi saya adalah kutipan ayat dari kitab suci
kami, Alkitab. Ayat-ayat itu dikutip yang sesuai dengan keadaan sekarang
menurut versi dia.
Kejadian itu ternyata tidak hanya
terjadi pada orang yang menganut agama yang sama dengan saya. Seorang lain,
penganut agama lain, juga ada yang menebarkan kebencian dengan mengutip dari
kitab sucinya. Kalau yang ini saya tidak tahu kebenaran kutipannya dan juga
relevansinya dengan keadaan sekarang. Saya juga tidak mau menyediakan waktu
untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Hampir semua agama yang pernah
bermusuhan itu mengajarkan tentang mengasihi sesamanya. Hampir semuanya pula
mengajarkan tentang kebaikan. Tapi, kok, bisa terjadi permusuhan yang penuh
kebencian begitu, ya? Sepertinya ada kesalahan tafsir oleh para pengikutnya.
Yang namanya mengakui kesalahan
memang susah, apalagi kalau soal keyakinan. Kebanyakan orang merasa dirinya
benar. Banyak pula yang merasa dirinya paling benar. Mungkin penyakit ini juga
menghuni tubuh dan pikiran saya. Saya meyakini bahwa ajaran Kristus yang saya
imani adalah benar. Ajaran berlandaskan iman, pengharapan, dan kasih. Dan yang
paling besar di antaranya adalah kasih. {ST}