Saya jadi agak kepikiran dengan apa yang
saya dengar di radio tadi pagi. Sang penyiar mengabarkan kalau orang miskin di
Indonesia jumlahnya bertambah banyak dibandingkan tahun yang lalu. Jumlahnya
lebih dari 28 juta orang. Itu artinya 11 % dari jumlah total rakyat Indonesia.
Makin banyaknya orang miskin karena
makin banyaknya orang yang kehilangan mata pencaharian. Itu masih ditambah
dengan keadaan ekonomi Indonesia saat ini yang tidak kunjung membaik. Kalaupun
pendapatannya tidak hilang dan tidak berkurang, namun biaya hidup semakin
tinggi. Dengan uang yang sama, apa yang kita dapatkan lebih sedikit.
Kepikiran doang namun tidak berbuat
sesuatu sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali. Saya juga tahu itu. Dalam
kepercayaan yang saya anut, iman tanpa perbuatan sama saja artinya dengan mati.
Dalam keadaan dan kondisi saya yang
sekarang, saya belum dapat berbuat banyak untuk mengurangi apalagi
menghilangkan kemiskinan di muka bumi. Saya bahkan bisa dianggap miskin bila
dibandingkan dengan saya bertahun-tahun yang lalu. Biaya untuk memperbaiki rumah
yang saya tinggali saja tidak saya miliki. Hmmm… Tepatnya belum cukup. Bahkan
untuk biaya sehari-hari pun saya harus mikir-mikir dan mengetatkan ikat
pinggang. Saya harus membuat prioritas supaya semua kebutuhan pokok dapat
tercukupi dan masih memiliki dana untuk refreshing.
Tadi malam, saya menonton video CSR
sebuah perusahaan. Mereka memberikan bantuan kepada orang-orang yang dianggap
tidak mampu secara ekonomi. Yang diberikan berupa barang dan juga uang. Saya
cukup tersentuh melihat beberapa pemberian itu memberi arti sangat besar bagi
mereka.
Di sisi lain, saya kurang sreg
dengan pemberian berupa barang, walaupun barang itu diperlukan. Pemberian
barang tanpa usaha apapun tidak menimbulkan mental pejuang, yang sangat
diperlukan dalam menjalani kehidupan. Kalau saya memiliki berkat dan
kesempatan, mungkin saya tidak akan memberikan barang atau hadiah kepada orang
yang dianggap tidak mampu.
Kemiskinan membuat orang tidak
memiliki cukup banyak pilihan dalam hidupnya. Bahkan mungkin saja tidak
memiliki pilihan sama sekali. Mengeluarkan
orang dari jurang kemiskinan adalah “jualan” wajib dari orang-orang yang
berkampanye. Entah itu untuk masuk ke dalam lembaga legislatif maupun
eksekutif. Jabatan-jabatan ini memang sangat membutuhkan dukungan rakyat. Hidup
miskin seumur hidup tentu saja bukanlah yang diinginkan oleh banyak orang.
Dengan janji itu, banyak orang yang tergiur kalau orang yang dipilihnya akan
mengubah nasibnya.
Saya yakin sekali, hampir semua
anggota DPR menjanjikan hal itu kepada para pemilihnya. Meningkatkan taraf
hidup dan mengeluarkan masyarakat dari jerat kemiskinan. Entahlah apa yang
mereka lakukan kemudian untuk menunaikan janji itu. Semoga saja sekarang ini
lagi dalam proses untuk mewujudkannya. Semoga saja mereka tidak lupa kalau pernah
berjanji. Semoga saja suatu saat nanti saya bisa ikut berperan mengurangi
kemiskinan yang ada di negeri ini. {ST}