Ana

Selasa, 25 Agustus 2015

Namanya Adalah Tuhan




            Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan oleh orang yang bernama Tuhan. Nama ini adalah nama aslinya, bukan nama samaran. Itu dibuktikan dengan KTP-nya. Namanya pun hanya terdiri dari 1 kata itu, Tuhan.
Pak Tuhan tinggal di Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Foto KTP Pak Tuhan beredar luas di dunia maya. Foto KTP Pak Tuhan menjadi bagian dari group perbincangan yang saya ikuti. Foto KTP itu juga menghiasi berbagai media.
            Begitu melihat KTP itu, reaksi sebagian orang pasti langsung tertawa. Minimal tersenyum geli. Aneka lelucon dapat segera muncul dari melihat KTP warga Banyuwangi yang lahir pada tahun 1973 itu. Saya, yang kadang-kadang menjadi seorang pengarang, langsung memiliki banyak ide lelucon. Ide-ide itu beredar bebas di otak saya. Ide itu makin menjadi-jadi karena profesi Pak Tuhan adalah tukang kayu. Bagi yang mengenal Perjanjian Baru, pasti langsung tahu ke mana arah pikiran saya.
Beberapa ide itu ada yang keluar dan saya sampaikan kepada beberapa teman, namun banyak juga yang saya biarkan terpenjara di pikiran. Rasanya agak-agak gimana gitu, yah, bermain-main dengan Tuhan. Agak kurang etis walaupun itu hanyalah nama seorang manusia.
            Pak Tuhan mendadak terkenal. Banyak wartawan yang datang ke rumahnya untuk mewawancarai. Pak Tuhan bahkan sampai diundang ke Jakarta oleh sebuah stasiun televisi swasta. Itu belum ditambah dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan di media sosial.
Seperti juga tren lainnya, nama Pak Tuhan yang sedang menjadi trending topic ini mengundang banyak pendapat orang. Bahkan, ada yang menghimbaunya untuk mengganti nama, atau menambah namanya dengan kata lain. Orang-orang ini baru bersuara setelah 43 tahun Pak Tuhan hidup di dunia. Pada ke mana aja selama ini, yah? Baru komentar sekarang dan mengatakan namanya tidak etis secara agama.
Dalam sebuah media online yang sering saya baca, Pak Tuhan tidak bersedia mengganti namanya. Dia meyakini namanya adalah pemberian orang tuanya untuk tujuan yang baik. Selain itu, bila mengganti namanya, Pak Tuhan juga harus mengganti semua dokumen resminya seperti  KTP, SIM, ijazah, surat nikah, dll. Itu masih belum ditambah kerepotan mengadakan upacara adat dengan bubur merah dan putih.
Saya sangat mendukung Pak Tuhan untuk tidak mengganti nama pemberian orang tuanya itu. Saya juga mendoakan semoga Tuhan, yang benar-benar Tuhan memberkati Pak Tuhan dan keluarganya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini