Ana

Selasa, 11 Agustus 2015

Kan, Cuma Jaga Perpus (?)




            Saya memilih menjadi seorang penjaga perpustakaan di gereja kami. Tugas saya adalah melayani pelanggan yang datang untuk meminjam dan mengembalikan buku. Bila tidak ada orang yang datang, saya bertugas merapikan buku dan menginput data buku. O ya, input data buku ke sistem komputer ini baru-baru saja lho dilakukan di perpustakaan yang menjadi bagian di gereja tua ini. Sebelumnya, data buku itu berada di dalam buku induk yang bentuknya benar-benar buku, dan ditulis dengan tangan.
            Saya memilih pelayanan ini karena saya suka membaca dan saya meyakini sangat banyak kebaikan yang akan terwujud kalau banyak orang yang suka membaca. Buat saya, menjadi penjaga perpustakaan adalah hal yang penting. Bahkan menjadi prioritas untuk menggunakan waktu di hari Minggu.
            Pilihan saya ini kerap dianggap remeh oleh kebanyakan orang, terutama yang tidak suka membaca dan tidak suka buku. Saya sering diajak untuk melakukan hal yang yang dianggap lebih penting. Kalau saya berdalih tidak bisa ikut bergabung karena sedang menjaga perpustakaan, ada beberapa yang menanggapinya dengan, “Kan, cuma jaga perpus?”
            Bagi mereka, menjaga perpustakaan yang sepi pengunjung itu memang “cuma”. Banyak sekali yang menganggap mengurusi urusan yang dihadiri oleh banyak orang itu lebih penting. Namun tidaklah demikian pendapat saya. Menurut saya, menjaga perpustakaan adalah hal yang penting. Saya sudah menyiapkan waktu khusus minimal sebulan sekali untuk melakukannya.
Bacaan dari perpustakaan akan membuka wawasan dan membuat pembacanya memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan sebelumnya.  Pengetahuan adalah adalah permulaan dari hikmat untuk bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Pengetahuan juga yang membuat kita bisa memilih dan menentukan prioritas yang berguna. Dan itu adalah sesuatu yang saya anggap sangat penting.
Membaca bagi sebagian orang, kebanyakan orang dewasa,  memang tidak lagi penting. Saya juga tidak bisa memaksa bila ada orang yang memilih untuk tidak membaca. Itu hak mereka. Dan mereka juga tidak bisa memaksa saya untuk menganggap emmbaca itu tidak penting. Iya, kan? {ST}

Popular Posts

Isi blog ini