Baru-baru ini, harga daging sapi
melambung tinggi. Kenaikan harga itu konon kabarnya karena kelangkaan
barangnya. Ada banyak orang yang menduga kelangkaan ini disengaja oleh
pihak-pihak yang tidak mau pintu impor daging sapi ditutup. Enggak tahu, deh,
apa yang sesungguhnya terjadi. Yang jelas harga daging sapi naik, dan itu
berakibat langsung pada bakso, salah satu makanan kesukaan saya.
Kelangkaan daging sapi dan mahalnya
harga modal membuat para pedagang banyak yang tidak mau menjual daging. Daging
yang beredar di masyarakat makin berkurang. Sekali lagi, imbasnya pada bakso,
makanan kesukaan saya itu.
Ada beberapa penjual bakso yang
menaikkan harga jualnya sementara ini. Dengan harga jual yang lebih tinggi,
citarasa tetap bisa dipertahankan. Jurus ini dilakukan oleh penjual bakso di
dekat rumah saya. Baksonya naik harga, rasanya tetap sama. Walaupun harganya
naik, bakso ini masih tetap banyak pelanggannya.
Ada pula beberapa penjual bakso yang
menurunkan kualitas baksonya. Bakso dibuat lebih banyak tepung yang digunakan
ketimbang dagingnya. Ada juga yang mengecilkan ukuran baksonya. Dengan jurus
ini, mereka bisa bertahan di harga yang sama.
Ada pula penjual bakso yang tidak
punya pilihan. Mereka terpaksa tidak berjualan karena mahalnya bahan baku
bakso. Ini terjadi pada bakso gerobakan yang omsetnya tidak seberapa.
Nah, itulah dia analisis saya
tentang dampak kenaikan daging sapi pada harga bakso. Mengapa tidak pada
makanan yang lain? Ya, suka-suka saya yang punya blog lah mau nulis apa. {ST}