Hari Selasa,
18 Agustus 2015, saya menghadiri acara yang dibuka oleh Bapak BJ Habibie.
Beliau hadir di situ sebagai Bapak Teknologi Indonesia. Pak Habibie yang pernah
menjadi presiden RI membuatnya masih mendapatkan pengawalan dari Paspampres
sampai saat ini.
Dalam kata sambutannya, Pak Habibie
curhat tentang teknologi Indonesia yang dibangunnya. Pak Habibie memang telah
membangkitkan teknologi Indonesia dengan pesawatnya. Pesawatnya ini tidak hanya
isapan jempol, tetapi memang sudah terbukti bisa terbang.
Pak Habibie
mengungkapkan kekecewaannya karena ditutupnya PT Dirgantara Indonesia, pabrik
pesawat yang dulu digagasnya. Pabrik ini konon kabarnya tidak dapat
menghasilkan keuntungan seperti yang ditargetkan. Selain itu, pabrik ini
dianggap sisa dari orde baru. Orde pemerintahan presiden kedua yang lama sekali
itu.
“Teknologi tidak ada hubungannya dengan orde
baru!” teriak Pak Habibie. Kekecewaan dan kemarahan Pak Habibie sangat terlihat
karena beliau adalah orang yang sangat ekspresif.
Kalau
dipikir-pikir, benar juga, kok. Teknologi tidak ada hubungannya dengan orde
baru. Kebanyakan orang menganggapnya demikian karena prosesnya dikembangkan
saat pemerintahan Pak Harto. Pandangan ini memang umum bagi kebanyakan orang.
Namun, itu tidak termasuk saya. Teknologi tidak ada hubungannya dengan orde apa
dan siapa.
Para
pengambil keputusan di negeri ini tentunya tidak menganut paham yang sama
dengan Pak Habibie ataupun saya. Sepertinya ada hal-hal yang dianggap lebih
penting dibandingkan dengan mengembangkan teknologi yang membuat bangsa kita
tidak harus tergantung pada teknologi dari luar negeri. {ST}